Sejumlah pengendara jalan di dalam Kota Sampit mengeluhkan keberadaan truk yang masih melintas di dalam Kota Sampit. Mereka berharap janji pemerintah untuk mensterkan jalan dalam kota dari angkutan besar dilaksanakan. “Kami berharap truk angkutan CPO yang masih lewat Kota Sampit ini ditindak. Kalau dibiarkan, mereka akan lewat dalam kota dan yang lain ikut-ikutan juga,” kata Andi, pengendara yang kerap melintas di Jalan Kapten Mulyono, Sampit, Minggu (20/11).
Dalam beerapa hari ini dia masih saja melihat truk berseliweran di dalam kota, terutama truk bermuatan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Konvoi truk ini tidak menghiraukan larangan pemerintah daerah. “Kami mendukung tindakan tegas pemerintah kepada truk-truk CPO ini,” katanya. Sementara itu, Dessy Natalina salah satu pengendara jalan yang setiap hari mejemput anaknya melintas dari Jalan Kapten Mulyono dan Jalan Pelita mengeluhkan truk-truk itu masih melintas di dalam kota. Dia berharap truk tidak lagi masuk kota semenjak Jalan Lingkar Selatan sudah dibereskan.
”Katanya dulu tidak ada alternative jalan lain, padahal jalan lingkat selatan sudah bisa dilewati dan banyak saja truk yang lewat sana. Kenapa masih lewat kota,” tanya Dessy.
Pantauan Radar Sampit, truk yang kerap melintas dari arah Palangka Raya masuk Kota Sampit melalui Jalan Tjilik Riwut, Jalan Kapten Mulyono, Jalan Pelita, lalu menuju Pelabuhan Bagendang. Seharusnya truk dari arah Palangka Raya melintas Jalan Lingkar Utara, menuju Bundaran Balanga, lalu masuk Jalan Lingkar Selatan, dan berlanjut ke Pelabuhan Bagendang. Sebaliknya, setelah mengantarkan muatan ke pelabuhan, truk seharusnya tetap lewat Jalan Lingkar Selatan dan Lingkar Utara. Karena kondisi truk itu terlalu besar dan membahayakan pengguna jalan lainnya. (ang/yit)