SAMPIT – Penyediaan lahan penyangga pangan menjadi langkah strategis pemerintah dalam upaya pengendalian inflasi. Hal itu dilakukan dengan menyediakan lahan untuk ditanami berbagai komoditas pangan yang memberikan pengaruh terhadap angka inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pemkab Kotim melaksanakan pencanangan tanam di Kelompok Tani Sudi Makmur, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Parenggean, sebagai lokasi lahan penyangga pangan. Penyediaan lahan penyangga pangan dapat menjadi langkah strategis pemerintah menghadapi isu resesi global dengan menjaga pemenuhan pangan bagi penduduk Indonesia.
Pemenuhan pangan dapat dilakukan dengan peningkatan produksi pangan dari sektor pertanian seperti pengoptimalan lahan penyangga pangan yang ada di setiap daerah.
”Saya mendukung penuh kegiatan pencanangan tanam di lahan penyangga pangan. Hari ini (kemarin, Red) secara perdana kita mulai di Kecamatan Parenggean. Saya ingin setiap kecamatan menyiapkan lahan dan menentukan lokasi yang tepat untuk dijadikan lahan penyangga pangan,” kata Fajrurrahman, Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim saat membacakan sambutan Bupati Kotim Halikinnor, Selasa (20/12).
Penyediaan lahan penyangga pangan diharapkan dapat menjadi langkah pemerintah daerah dalam upaya pengendalian inflasi. Pemkab Kotim melalui Dinas Pertanian Kotim memilih komoditas cabai. Cabai merupakan salah satu penyumbang inflasi di Kotim. Selain itu, harga cabai terus berfluktuatif dan masih dipasok dari luar daerah.
Rencananya, di lahan penyangga pangan Desa Mekar Jaya akan ditanam komoditas cabai seluas kurang lebih 1 hektare. Dalam 1 hektare terdapat 17.000 tanaman cabai. Apabila dibudidaya dengan baik, petani dapat menghasilkan panen kurang lebih 8 ton cabai dengan asumsi harga cabai Rp30 ribu per kg. Dengan demikian, penghasilan kotor petani diperkirakan mencapai Rp240 juta.
”Dengan penghasilan segitu saya berharap petani akan tertarik menanam cabai, sehingga Kotim bisa memenuhi sendiri kebutuhan masyarakat untuk komoditas cabai dan tidak lagi bergantung dengan daerah lain,” katanya.
Pencanangan tanam lahan penyangga pangan menjadi percontohan bagi kecamatan lainnya untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia dengan menanam komoditas pangan sesuai potensi lahan, sehingga diharapkan setiap kecamatan mampu menyediakan kebutuhan pangan di tingkat kecamatan hingga kabupaten.
”Saya harapkan nantinya dapat meningkatkan pendapatan petani dan bisa menyuplai ketersediaan cabai untuk wilayah kecamatan hingga kabupaten,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kotim Sepnita mengatakan, pencanangan tanam lahan penyangga pangan merupakan tindak lanjut instruksi presiden yang ditindaklanjuti Gubernur, lalu ditindaklanjuti Bupati Kotim dengan memanggil Kepala SOPD terkait dan camat untuk menyiapkan lahan penyangga pangan di setiap kecamatan.
”Lahan penyangga pangan di Desa Mekar Jaya disediakan seluas 12 hektare. Setiap kecamatan minimal menyiapkan 1 hektare lahan. Saat ini para camat sudah menyiapkan lahan penyangga pangan di tiap kecamatan. Dinas pertanian membantu benih tanaman sayuran, pupuk, pestisida, mulsa, herbisida, dan alat pertanian. Kecukupan benih untuk beberapa musim tanam,” kata Sepnita.
Sekretaris Dinas Pertanian Kotim Permata Fitri menambahkan, bantuan untuk Kelompok Tani Sudi Makmur yang diberikan berupa benih cabai rawit sebanyak 240 bungkus, jagung manis 220 bungkus, kacang panjang 170 bungkus, semangka 72 bungkus, terong 180 bungkus, timur 269 bungkus, tomat 100 bungkus, herbisida kontak 65 liter, KCL 30 sak, mulsa 3 rol, dan pupuk NPK 38 sak.
Selain itu, Dinas Pertanian Kotim juga membantu 1 unit handtraktor, 1 unit pompa air, 2 unit arco dan 2 unit hand sprayer. Bantuan tersebut diberikan dari sumber dana insentif daerah (DID) sebagai upaya pengendalian inflasi di Kotim.
”Setiap kecamatan diminta menyiapkan lahan penyangga pangan yang dapat ditanami apa saja terutama sembilan komoditas pangan penyumbang inflasi seperti cabai,” pungkas Fitri. (hgn/ign)