Kapal Tongkang Citra Nabati 123 dengan muatan crude palm oil (CPO) diduga tenggelam di perairan Tanjung Puting, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Jumat (23/12) pukul 23.52 WIB. Menurut informasi yang diterima Basarnas Kotim, kapal tongkang yang berisi dua anak buah kapal (ABK) bertolak dari Sampit menuju Jakarta. Tongkang diduga tenggelam di titik koordinat 03°49’00″S 111°57”51″E akibat gelombang tinggi. Selama tiga hari terakhir, Basarnas Kotim bersama tim gabungan melakukan pencarian terhadap dua orang ABK Kapal Tongkang Citra Nabati.
“Upaya pencarian masih terus kami lakukan. Dari Pos TNI AL Seruyan menuju lokasi kejadian kecelakaan di dekat perairaan Tanjung Puting. Pencarian hari ini dimulai dari pagi. Dikarenakan terkendala gelombang tinggi dan angin kencang, proses pencarian kami hentikan sampai jam 14.00 WIB,” kata Indra Saputra, Kepala Basarnas Kotim, Senin (26/12). Selama tiga hari terakhir, enam anggota Basarnas Kotim menggunakan armada RIB 01 Palangka Raya yang posisinya di Sampit. “Perkembangan informasi terakhir sampai siang tadi masih nihil,” ujarnya.
Sebelumnya, Kapal Tug Boat Kawan Kita VII milik Peter Houw menarik kapal tongkang tersebut dan kemudian menginformasikan kepada kapal-kapal nelayan di sekitar tempat kejadian musibah. “Pemilik tugboat melaporkan informasi ke Basarnas. Saat kejadian ABK TB Kawan Kita VII berusaha mencari dua orang kru, namun selama tuga jam pencarian, mereka tidak menemukan kru tersebut,” katanya. Mengetahui informasi tersebut, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya Muhamad Hariyadi memberangkatkan Search and Rescue Unit (RSU) RIB O1 Palangka Raya yang saat itu sandar di Sampit pada Sabtu (24/12) siang.
Mardatillah selaku On Scene Coordinator (OSC) mengatakan, Tim SAR Gabungan telah melakukan pencarian namun terkendala cuaca. Secara terpisah, Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit Capt Sidratul Muntaha melalui Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Kelas III Sampit Marjuki mengatakan, bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait kejadian tersebut secara tertulis.
“Kami belum berani berstatement. Apakah kapal tongkang itu benar-benar tenggelam atau sengaja ditinggalkan karena cuaca buruk. Karena banyak kapal yang sengaja dilepas untuk tug boat berteduh,” kata Marjuki. KSOP Kelas III Sampit sudah melakukan ploting titik lokasi yang berada hampir di dekat Laut Jawa dan paling dekat dengan perairan Tanjung Puting. “Terkait dua kru yang masih hilang, kami belum dapat memastikan karena KSOP Sampit masih menunggu laporan dari KSOP Kumai, karena lokus kejadian terdekat berada di wilayah Kumai,” pungkasnya. (hgn/yit)