Sejumlah sekolah di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menerapkan larangan bagi peserta didiknya membawa permainan lato-lato. Hal itu bertujuan agar para pelajar benar-benar fokus menimba pengetahuan selama di sekolah. ”Awalnya masih ada satu dua siswa kami yang masih membawa lato-lato. Kami amankan lato-latonya dan setelah pulang sekolah kami kembalikan. Terkadang ada yang membawa dan kami nasihati,” kata Sajuri, Kepala SDN 2 MB Hilir, Rabu (18/1).
Sajuri memahami rasa keingintahuan peserta didiknya yang masih anak-anak ingin mencoba dan mencari minat dan bakatnya. Karena itulah dia tak lantas memarahi anak didiknya apabila kedapatan membawa mainan. ”Namanya masih anak-anak, membawa mainan itu masih saya anggap hal wajar. Saya tidak pernah memarahi, hanya menasihati baik-baik. Untuk sementara mainannya disimpan guru, sepulang sekolah boleh diambil supaya belajarnya bisa fokus,” katanya.
Larangan tidak membawa lato-lato juga diterapkan SDN 10 Mentawa Baru Hulu. Bahkan, sebelum keluarnya imbauan Dinas Pendidikan Kotim, pihak sekolah sudah meminta peserta didiknya tidak membawa mainan ke sekolah. ”Ada puluhan anak yang kami temukan membawa lato-lato. Saya langsung bergerak cepat mengingatkan guru-guru agar mengimbau anak didik kami tidak memperbolehkan membawa lato-lato ke sekolah,” kata Halimah.
Halimah khawatir permainan tersebut menimbulkan suara yang menganggu proses belajar dan membuat anak tidak fokus. ”Kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan. Bisa saja saat bermain mengenai mata, kepala, jidat, dan menimbulkan permasalahan dengan temannya yang lain. Kami khawatir itu terjadi,” ujarnya. Meskipun demikian, Halimah tak melarang anak didiknya bermain lato-lato asalkan bukan di sekolah. ”Boleh bermain lato-lato di rumah dan tahu tempat dan waktunya, karena permainan itu menimbulkan suara yang bisa saja mengganggu orang yang mendengarnya,” ujarnya.
Halimah juga menerapkan aturan tidak membawa handphone ke sekolah. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. ”Dulu handphone masih kami bolehkan dibawa ke sekolah dengan alasan untuk memudahkan mereka ketika meminta jemput pulang sekolah, tetapi setelah ada kejadian yang tidak pantas dilihat oleh anak seumuran mereka, kami tegaskan tidak lagi memperbolehkan mereka membawa handphone. Apa pun yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran tidak diperkenankan untuk dibawa,” ujarnya. Pantauan Radar Sampit, sejumlah siswa memainkan lato-lato selepas pulang sekolah. Ada yang masih berseragam dan ada yang sudah berganti baju, lalu bermain lato-lato bersama teman sebayanya.
Ades, pelajar kelas dua sekolah dasar dengan senang hati menunjukkan kebolehannya bermain lato-lato. Ada perasaan bangga terlihat dari wajahnya ketika dia berhasil menunjukkan trik bermain lato-lato dengan berbagai macam gaya. Dengan santainya Ades bermain lato-lato yang baru fokus ia pelajari selama seminggu terakhir. ”Sudah pulang sekolah, boleh main lato-lato. Berlatih dari Senin sampai Minggu, sekarang sudah bisa (memainkannya, Red),” ujar Ades. (hgn/ign)