Wajah ramah dengan senyuman yang khas menyapa sejumlah wartawan dari balik kaca mobilnya, Sabtu (21/1) siang. Siagano, sang pemilik senyuman, mengacungkan jempolnya ketika sejumlah kamera membidiknya. Kacamata hitam dan topi yang dikenakannya membuatnya terlihat lebih muda dari usianya yang lebih setengah abad.
Pria yang menjabat Camat Telawang itu terlihat semangat mengikuti event Bupati Kotim Time Rally 2023. Bersama sang istri yang menjadi navigator, Siagano ikut menjadi peserta dengan nomor urut 65. Senyuman pria yang dikenal akrab dengan semua kalangan itu menjadi energi positifnya saat melintasi garis start.
Semangat itu berlanjut saat menempuh rute yang ditetapkan panitia. Sang istri melalui akun Facebook-nya, Yohayatti, membagikan sepenggal kisah serunya bersama sang suami tercinta. Ternyata, di event itulah untuk pertama kalinya Yohayatti dan Siagano ”ribut” di mobil urusan salah jalan. Energi positif yang diabadikan kamera saat Siagano melintasi garis start pekan lalu itu ternyata jadi senyuman terakhirnya yang dibagikan pada jurnalis Radar Sampit. Tak ada yang mengira, sepekan setelahnya, pejabat yang dikenal rendah hati itu ditemukan tak bernyawa di pinggir Jalan Jenderal Sudirman km 60, Minggu (29/1).
Jenazah mantan Plt Kepala Dinas Perhubungan Kotim tersebut ditemukan dalam posisi terlentang dengan tangan di dada, di atas rumput. Setengah kakinya masuk ke dalam parit. Mobil dinasnya dengan nomor polisi KH 8261 FW, parkir tak jauh dari tubuhnya yang sudah membujur kaku. Kepala Polsek Telawang Ipda Rahmat Effendi mengatakan, jenazah Siagano ditemukan oleh warga yang kebetulan melintas sekitar pukul 13.00 kemarin. Saat itu tidak ada seorang pun yang berani mendekat, apalagi mengevakuasi korban. Warga lalu melaporkan kejadian itu kepada aparat kepolisian. ”Setelah mendapatkan laporan, kami bersama anggota langsung menuju ke TKP,” kata Effendi. Dari hasil pemeriksaan lokasi, lanjutnya, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh almarhum. Diduga kuat Siagano meninggal dunia akibat serangan jantung. ”Diduga meninggal sebelum pukul 13.00 WIB,” katanya.
Sebelum ditemukan meninggal, lanjutnya, almarhum mendatangi sebuah acara di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Telawang. Saat pulang dari acara itulah korban berhenti di lokasi dan ditemukan tak bernyawa. Hingga pukul 16.00 WIB, jenazahnya belum dievakuasi. ”Setelah tiba di TKP, barulah jenazah kami bawa ke RSUD dr Murjani Sampit,” ujarnya.
Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan RSUD dr Murjani Sampit. ”Kalau dari pengakuan keluarganya, selama ini korban memang sudah lama mengidap penyakit jantung. Namun, ini masih belum bisa kami pastikan sebelum hasil dari rumah sakit sudah keluar,” ujar Rahmat. Kabar kepulangannya ke haribaan Yang Kuasa langsung menyebar dengan cepat dan membuat kaget semua yang mengenalnya. Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat mengaku mengetahui informasi meninggalnya Siagano dari informasi di grup WhatsApp (WA). ”Saya tahu informasinya jam lima sore, dikabari di grup camat,” kata Eddy. Eddy mengaku kaget dengan kepergian almarhum yang mendadak. Apalagi belum lama ini dia baru saja bertemu dengan almarhum pada satu kegiatan yang digelar di Palangka Raya, Kamis (26/1) lalu.
“Saya kaget, karena terakhir ketemu beliau hari Kamis kemarin, saat menghadiri acara di Hotel Bahalap Palangka Raya,” ucapnya. Menurut Eddy, pada pertemuan terakhirnya bersama almarhum, kondisinya masih sehat. Tidak menunjukkan gejala seperti orang sedang sakit. Namun, diakuinya, almarhum sempat sakit beberapa waktu lalu. Bahkan, Eddy dan rekan sesama camat lainnya sempat ingin menjenguk. ”Kurang tahu juga pastinya sakit apa. Pernah waktu itu dengan Camat Cempaga Hulu dan Camat Kotabesi kami jenguk ke rumah beliau, tapi tidak dibuka. Mungkin karena kondisinya lagi sakit. Tapi, setelah itu sehat,” ungkapnya.
Di matanya, Siagano yang dilantik sebagai Camat Telawang oleh Bupati Kotim Halikinnor pada 16 September 2021 lalu itu merupakan sosok senior yang baik. Dia berharap keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan penghiburan agar dapat melewati masa kehilangan dengan tabah. Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotim Multazam mengaku sempat mendengar almarhum bercerita bahwa dirinya sedang menderita penyakit, namun tidak disebutkan jenis penyakitnya.
”Saya bertemu beliau terakhir pada saat acara Time Rally minggu lalu. Saat itu saya sempat ngobrol dengan beliau dan Pak Ubaidillah (Camat Cempaga Hulu). Saat itu beliau bercerita rencana ingin berobat, walaupun saat itu beliau terlihat tersenyum terus,” kata Multazam seperti dikutip dari Antara. ”Aku ada sakit nih. Aku harus segera cek juga. Di mana sih berobat yang baik di Jakarta,” tambah Multazam menirukan ucapan Siagano.
Multazam tidak mendengar lebih jauh percakapan almarhum dengan rekan-rekan lainnya, karena saat itu kegiatan segera berlangsung. Namun, saat itu Siagano tetap terlihat dengan ciri khasnya yang murah senyum. ”Beliau sepertinya ingin sekali berobat di Jakarta. Saya kemudian pergi. Tapi, sepertinya memang beliau ada sakit. Kalau informasi dari lapangan, beliau diduga sakit jantung,” tambah Multazam. Terkait kabar duka ini, Multazam menyampaikan, Pemkab Kotim sangat berduka dan mendoakan almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga diberi ketabahan menerima musibah.
Kabar meninggalnya Siagano tidak saja menimbulkan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga pegawai di lingkungan Pemkab Kotim. Mereka kehilangan sosok yang selama ini berperilaku baik, perhatian, dan pengayom. ”Selamat jalan Pak Siagano. Bapak orang baik dan selalu memberi semangat dan motivasi kepada anak buah,” ujar Rahmat, seorang pegawai yang pernah menjadi staf Siagano. Semasa hidupnya, Siagano dikenal rendah hati.
Dia menjalankan tugas dan pengabdiannya sebagai aparatur sipil negara (ASN) dengan sepenuh hati. Almarhum juga merupakan sosok yang tak pernah berhenti belajar di usianya yang menjelang senja. Hal itu diungkapnya saat serah terima jabatan Kepala Dinas Perhubungan Kotim dengan Johny Tangkere. ”Selama 50 bulan saya bertugas di Dishub Kotim, saya menyadari belum mengusai sepenuhnya. Saya berniat melanjutkan belajar, tapi mengingat usia sudah tidak lagi muda. Saya bersyukur dipercaya menjadi Plt, sekarang saya siap melanjutkan tugas di tempat yang baru. Dari mantan camat, jadi camat lagi. Saya dengan senang hati menerimanya,” kata Siagano saat itu, 21 September 2021.
Siagano sadar, bahwa tak ada jabatan yang abadi. ”Hidup itu tidak ada yang kekal, pasti ada akhirnya. Begitu pula dengan jabatan pasti ada akhirnya. Saya memohon maaf apabila selama bertugas di Dishub ada kesalahan. Saya berpesan kepada semua pegawai untuk tetap semangat, kuasai apa yang sudah menjadi tugasnya dan tanggung jawabnya masing-masing,” ujarnya lagi. (yn/sir/ant/ign)