Aksi maling di Kota Sampit kian brutal. Selain berani beraksi di tengah permukiman padat penduduk, pelaku juga beroperasi siang hari. Barang yang digasak tak tanggung-tanggung. Hampir semua isi rumah dikuras, hingga hanya menyisakan pakaian korban. Hal tersebut dialami Ebsan, warga Jalan Bromo 2, Kecamatan Baamang, Sampit. Dia baru mengetahui rumahnya yang jarang didiami itu digasak maling akhir pekan lalu. Kepada Radar Sampit kemarin (13/2), dia mengaku mengalami kerugian mencapai Rp50 juta. Meskipun berada di kawasan padat, rata-rata warga sekitar bekerja siang hari, sehingga situasi sering sepi.
Ebsan mengaku kaget saat menengok kediamannya itu. Pagar rumah sudah jebol. Pelaku merusak kunci gemboknya. Saat masuk rumah, situasinya lebih parah lagi. Kondisinya berantakan. Semua perabotan rumah tangga ludes, hanya tersisa pakaian yang disimpan di dalam lemari. Adapun barang yang dicuri, di antaranya motor, pendingin ruangan (AC), tangki air (profil tank), kompor gas, televisi, kulkas 2 unit, mesin rumput, chainsaw, genset, tabung gas elpiji, piring, mangkok, sendok, besi jemuran, keyboard (elektone), sepatu, teralis besi, dan kabel instalasi listrik.
”Sampai kabel instalasi listrik pun diangkut. Listrik di rumah dirusak semua,” ujar Ebsan. Anehnya, lanjut Ebsan, dia mendapati pelaku menjemur sejumlah sepatu yang sengaja dicuci di tempat itu. Artinya, aksi itu dilakukan berulang kali. Dia juga mendapati sejumlah pintu yang tampak mulai lepas. Ebsan menduga pintu itu juga mau diangkut. Dia menduga pelaku mengangkut barang menggunakan pikap, karena rata-rata berukuran besar. Ebsan mengungkapkan, pelaku masuk rumah melalui plafon. Hal itu terlihat dari plafon yang dijebol pelaku. Informasi yang dia terima dari Ketua RT setempat, kemungkinan rumahnya baru saja dibongkar. Sebab, sepekan sebelumnya tangki air rumah masih ada. Ebsan mengaku telah melaporkan kejadian itu pada polisi. ”Saya berharap kasus ini bisa diungkap dan untuk diwaspadai masyarakat lainnya juga,” katanya.
Catatan Radar Sampit, dalam beberapa pekan terakhir aksi pencurian kerap terjadi. Pekan lalu, sebuah warung di Jalan S Parman Sampit juga jadi sasaran maling. Aksi pelaku terekam kamera pengawas. Maling tersebut juga menutup salah satu kamera CCTV yang menyorotnya. Beberapa minggu sebelumnya, 26 Januari lalu, Lince, warga Jalan Cristophel Mihing, Baamang, juga jadi korban pencurian. Lantai rumahnya yang terbuat dari kayu ulin dipereteli pencuri pagi hari, sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal bekerja.
Maraknya pencurian di Kota Sampit disinyalir sebagai dampak dari meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim mencatat, penduduk miskin ekstrem di Kotim tertinggi se-Kalteng tahun 2022, yakni 8.290 jiwa dengan persentase 1,79 persen atau naik 3.970 jiwa dibandingkan jumlah penduduk ekstrem tahun 2021 sebanyak 4.320 jiwa atau 0,94 persen.
Kemudian, berdasarkan data BPS Kotim yang diolah 2022 menunjukkan selama lima tahun terakhir jumlah pengangguran cenderung meningkat. Pada 2017 sebanyak 10.052 jiwa dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebanyak 4,92 persen, 2018 sebanyak 10.362 jiwa atau 4,55 persen, 2019 sebanyak 10.287 jiwa atau 4,47 persen, 2020 sebanyak 12.076 jiwa atau 5,25 persen, dan 2021 sebanyak 11.872 jiwa atau 5,15 persen. Untuk tahun 2022 belum dicantumkan dalam tabel BPS. (ang/ign)