Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPUKMKP) Kota Palangka Raya meminta masyarakat agar tidak panic buying menghadapi kenaikan beberapa komoditas di pasaran. Kenaikan harga bahan pokok diupayakan bisa ditekan untuk meringankan beban warga. ”Jangan sampai panic buying dan pemerintah terus berupaya melakukan stabilitas harga, terlebih menjelang bulan Ramadan pada Maret nanti,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan DPUKMKP Kota Hadriansyah, Jumat (24/3).
Ado—panggilan akrab Hadriansyah, mengatakan, beberapa hari ini harga beras merangkak naik, yakni di kisaran Rp22-24 ribu untuk beras premium. Hal itu terjadi karena daerah penyokong ke Palangka Raya gagal panen. ”Seperti di daerah Anjir, Tamban, Catur, Marbahan. Kami sudah koordinasi dengan beberapa distributor beras di Palangka Raya. Kemungkinan besar ada panen pada Maret, April, dan Mei di Tapin, Kandangan, Tanjung, dan Barabai,” jelasnya.
Dia melanjutkan, ada beberapa beras harganya tetap. Namun, ada juga beras yang mulai kosong. ”Beras pulen stok aman, jenis mayang maupun siam yang naik. Untuk beras karang dukuh tersedia,” katanya. Sementara itu, harga cabai juga terjadi peningkatan dari Rp40 ribu menjadi Rp60 ribu di pasar besar. Bahkan, di Pasar Kahayan bisa mencapai Rp80 ribu, karena mengambil cabai di Pasar Besar Palangka Raya. Ado melanjutkan, harga cabai naik karena gelombang tinggi, sehingga menghambat pasokan cabai yang dikirim dari Jawa. Harga cabai dari provinsi tetangga juga naik, karena belum panen dan gangguan cuaca. ”Jika nanti ada panen, kemungkinan harga akan turun kembali menjadi kisaran Rp40 ribu per kg. Sebenarnya cabai stok cukup meski harga naik,” tegasnya. Dia melanjutkan, berbagai langkah terus dilakukan pemerintah menyikapi hal tersebut. Salah satunya dengan operasi pasar dan pengecekan harga. ”Pemkot terus bergerak terkait hal itu. Itu juga bentuk komitmen pemerintah bersama pelaku usaha,” ujarnya. (daq/ign)