Fenomena ablasi bantaran Sungai Kahayan masih menjadi ancaman serius bagi warga Flamboyan Bawah, Kelurahan Langkai, Palangka Raya. Sebuah rumah di Jalan Sepakat sampai terangkat dan terancam ambruk. Pengikisan tanah itu juga mengancam rumah warga lainnya yang perlahan mulai ”ditelan” sungai. Informasi dihimpun, ablasi yang menimpa rumah milik Miwa itu terjadi pada 22-25 April lalu. Rumah tersebut dalam keadaan kosong. Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kota Palangka Raya, Relawan Emergency Response Palangka Raya (ERP), dan PLN langsung mendatangi lokasi kejadian.
Ablasi kemungkinan besar akan menimpa rumah di sebelahnya. Bagian dapur rumah milik Gunawan itu perlahan longsor ke arah sungai. Masyarakat sekitar diminta waspada dan segera mengevakuasi diri jika ablasi terjadi atau menimpa rumah warga lainnya. ”TRC BPBD Kota Palangka Raya bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan dan koordinasi dengan ketua RT dan masyarakat sekitar. Posisi rumah sudah terangkat dan terancam ambruk,” kata Kepala BPBD Palangka Raya Emi Abriyani, Selasa (25/4).
Emi menjelaskan, ablasi itu terjadi akibat terkikisnya tanah yang disebabkan air sungai. Wilayah permukiman Flamboyan Bawah yang dahulu dikenal dengan nama Danau Seha itu merupakan wilayah cekungan sungai yang rawan ablasi. ”Rata-rata rumah yang dibangun di sana berbentuk panggung dan aksesnya menggunakan jembatan titian. Wilayah tersebut termasuk rawan bencana, seperti banjir, kebakaran, dan ablasi,” ujarnya.
Emi menambahkan, timnya terus melakukan pemantauan dan mengingatkan masyarakat. Sebab, tidak menutup kemungkinan kejadian tersebut kembali terulang. Peristiwa yang sama sebelumnya juga terjadi pada Januari lalu. Sejumlah rumah warga di Jalan Sepakat dan Jalan Kalimantan membuat rumah warga rusak. Puluhan jiwa terdampak akibat sejumlah rumah yang roboh. Emi sebelumnya mengatakan, BPBD Palangka Raya telah mempersiapkan upaya jangka pendek, menengah, dan panjang dalam percepatan penanganan ablasi sungai. Untuk jangka pendek, pihaknya mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar dan penyediaan hunian sementara bagi warga terdampak serta pendataan lapangan bersama lintas sektor.
Jangka menengah, BPBD dan Pemkot Palangka Raya akan melakukan relokasi yang dimulai dari analisa dan kajian yang mendalam serta penyusunan dokumen lingkungan terkait persiapan pemindahan warga terdampak. Terakhir, pada upaya jangka panjang, proses pemindahan warga terdampak dari bantaran Sungai Kahayan akan dilaksanakan seiring dengan pembuatan master plan terkait tata lingkungan pada bantaran Sungai Kahayan.
”Ini (ablasi) kali pertama terjadi dalam dua tahun terakhir. Kami harus mempersiapkan berbagai upaya agar hal ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” katanya. Berdasarkan data BPBD Kota Palangka Raya, ablasi telah terjadi sejak 1 Januari 2023 lalu dengan jumlah rumah yang ambles empat unit. Kemudian ablasi kembali terjadi yang menyebabkan tiga rumah amblas rusak berat. Lalu ablasi terjadi lagi pada 17 Januari dengan rumah amblas mencapai delapan unit. Total kerusakan akibat ablasi adalah 15 unit rumah dan berdampak pada 35 jiwa. (daq/ign)