Perusahaan perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta tak abai terhadap situasi di sekitar lingkungan usahanya. Tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan wajib menjadi perhatian agar ikut siaga mencegah dan ikut memadamkan jika kebakaran terjadi. ”Kami berharap penanganan karhutla kali ini tidak hanya dari Satgas BPBD atau Satgas Karhutla, saja tetapi bagaimana pihak swasta bisa ikut andil memadamkan. Setidaknya dalam radius perusahaan mereka yang bisa mereka bantu,” kata Ketua DPRD Kotim Rinie Anderson, Jumat (4/8).
Menurut Rinie, tingginya potensi kebakaran dalam beberapa hari terakhir menandakan musim kemarau sangat fluktuatif. Teriknya sinar matahari membuat semak belukar dengan cepat mengering dan rawan terbakar. ”Persoalan karhutla ini atensi dari Presiden, jadi ini semua tidak memandang lagi hanya jadi tugas pemerintah saja, tetapi kita semua, karena bencana karhutla ini dampaknya bukan hanya untuk regional, tetapi akan merugikan skala nasional, bahkan internasional,” ujarnya.
Rinie menambahkan, apabila ada perkebunan yang cuek dengan kebakaran di wilayahnya masing-masing, masyarakat bisa melaporkan ke satgas di BPBD Kotim. ”Saya kira kalau masyarakat menemukan api, apalagi tidak jauh dari perkebunan, segera disampaikan. Apalagi tekonologi saat ini bisa diambil koordinatnya supaya bisa ditangani cepat, baik itu melalui satgas maupun jalur udara,” katanya.
Rinie mengharapkan pos pantau api di semua desa kembali diaktifkan, disertai dengan relawan di setiap desa. Setidaknya ini akan efektif mencegah kebakaran hutan skala besar terulang kembali. ”Tidak ada kata lain, penanganan harus maksimal. Kita harus mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk mencegahnya terlebih dahulu,” katanya. (ang/ign)