Operasi penangkapan pengedar narkotika yang kerap digelar aparat penegak hukum di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur tak mempan meredam peredaran barang haram tersebut. Alih-alih berkurang, narkoba kian merajalela disebar kaki tangan para gembongnya. Saking mengerikannya peredaran narkoba, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebut Kotim merupakan zona hitam peredaran barang haram. Paling parah di wilayah perkotaan, yakni Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
”Kotim itu bukan lagi merah, tetapi hitam dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Terutama di Kecamatan Ketapang dan Baamang. Apalagi jumlah penduduknya hampir 500 ribu, bisa jadi sasaran empuk peredaran narkoba,” kata Halikinnor, Senin (21/8). Halikinnor menuturkan, parahnya peredaran narkoba di Baamang dan Mentawa Baru Ketapang bisa dilihat dari diringkusnya tiga orang kaki tangan jaringan pengedar oleh BNNP Kalteng beberapa waktu lalu. Barang bukti yang diamankan sangat besar, yakni 9,2 kilogram.
Menurut Halikinnor, maraknya peredaran narkoba lantaran akses Kotim sangat terbuka, baik dari darat, udara, maupun laut. ”Peredaran banyak. Sabu dari Malaysia dan Kalbar yang mudah masuk Kotim. Makanya Pemkab Kotim akan lebih banyak menggelontorkan anggaran untuk pencegahan, paling tidak di lingkungan ASN hingga pelajar bisa dicegah dengan sering tes urine,” ujarnya. Halikinnor mengaku bingung dengan pengguna narkotika. Apalagi dari kalangan ekonomi tak mampu. Pasalnya, dengan harga sabu yang mahal, masih bisa dibeli. Karena itu, perlu komitmen bersama untuk memberantas peredaran barang haram tersebut.
”Maka itu harus diberantas dengan cara apa pun,” tegasnya. Dia meminta tokoh agama, adat, pemuda, dan elemen masyarakat ikut bergerak bersama mencegah peredaran narkotika. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memberi imbauan pada lingkungan sekitarnya terkait bahaya barang haram tersebut. ”Dengan kebersamaan, kita berantas narkoba. Banyak peredaran di desa dan Kotim banyak perusahaan perkebunan. Makanya kami juga meminta perusahaan agar tes urine terhadap karyawannya. Paling tidak mengurangi, walaupun tidak bisa menghilangkan,” katanya.
Kabid Berantas BNNP Kalteng Kombes Pol Agustiyanto memperkuat pernyataan Halikinnor. Menurutnya, Kotim merupakan salah satu kabupaten prioritas dalam monitoring BNNP terkait peredaran narkoba. Terutama di Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. ”Kotim masih daerah merah. Narkoba itu gampang masuk ke Kotim dari sindikat Malaysia, Kalsel, dan Kalbar. Karena itu menjadi hal utama monitoring dalam memerangi peredaran narkotika,” ujar perwira menengah Polri ini.
Agustiyanto menambahkan, berbagai langkah pencegahan dan penindakan terus dilakukan. Tidak hanya sinergi bersama pemerintah daerah, tetapi juga aparat penegak hukum lainnya, yakni kejaksaan dan kepolisian. ”Kami terus awasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, polres, polda, dan pemerintah setempat. Kami terus monitoring dan di Kotim tersebut memang penggunaannya turun naik. Kadang permintaan tinggi, kadang turun. Apa pun itu kami akan terus berupaya memberantas dan memerangi narkoba,” tegasnya. (daq/ign)