PALANGKA RAYA- Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nuryakin, juga selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng menyampaikan, Provinsi Kalteng merupakan satu-satunya provinsi di Kalimantan yang angka inflasinya di bawah angka inflasi nasional.
Menurutnya kondisi tersebut tidak terlepas dari upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Tim Pengendali Inflasi dan sinergitas dengan kabupaten/kota dalam menekan dan mengendalikan inflasi di Kalimantan Tengah.
“Itu Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik 1 September 2023 , inflasi Kalteng selama bulan Agustus 2023 dengan status paling rendah Se Kalimantan. “ Kita patut bersyukur, inflasi Kalteng paling rendah di regional Kalimantan dan satu-satunya provinsi di Kalimantan yang angka inflasinya di bawah angka inflasi nasional” ungkap Nuryakin, kemarin.
Ia juga menyebutkan, komitmen, keseriusan dan kegigihan, serta inovasi dalam pengendalian inflasi adalah kunci keberhasilan tersebut. Menurutnya, gubernur dan wakil gubernur sangat fokus terhadap penanganan inflasi.
“Saya selaku ketua TPID harus mampu menerjemahkan itu sebagai suatu tugas yang harus diemban dengan serius dan harus mampu mensinergikan kepada semua pihak. Agar pengendalian inflasi di Kalteng berjalan baik dan membuahkan hasil,”papar Nuryakin.
Lebih lanjut ia menyebutkan, inovasi dan gagasan Gubernur Kalimantan Tengah dalam pengendalian inflasi , salah satu kunci keberhasilan pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah.
“Gagasan sederhana tapi berdampak langsung ke masyarakat. Seperti pasar murah, pasar penyeimbang, BLT, gerakan tanam sayuran lombok, pemanfaatan pekarangan dan lain-lain. Ini dilakukan secara konsisten dengan prinsip tepat guna, tepat sasaran, dan tepat manfaat” imbuh Nuryakin.
Ia menambahkan, upaya masif Pemprov Kalteng melalui TPID tidak terlepas juga dari sinergitas dengan pemerintah kabupaten dan kota, serta seluruh stakeholder termasuk peran TNI dan Polri, serta dukungan masyarakat itu sendiri.
Diinformasikan, angka inflasi beberapa provinsi di Kalimantan secara tahunan (YoY) diantaranya Kalimantan Selatan sebesar 4,40 persen, Kalimantan Timur sebesar 3,82 persen, Kalimantan Barat sebesar 3,78 persen, Kalimantan Utara sebesar 3,29 persen dan Kalteng sebesar 2,99 persen. Sementara Inflasi nasional tercatat sebesar 3,27 persen.
Inflasi tahun ke tahun (Agustus 2023 terhadap Agustus 2022), Inflasi di Kota Palangka Raya berada di urutan 11 kota, inflasi terendah sebesar 2,78 persen. Sedangkan Inflasi Sampit berada di urutan 9 kabupaten, inflasi terendah sebesar 3,32 persen.
Pada Agustus 2023, gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit mengalami deflasi sebesar 0,20 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,28. Dari 90 kota IHK, 44 kota mengalami inflasi, sedangkan 46 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,55 persen dengan IHK sebesar 122,04 dan deflasi tertinggi terjadi di Waingapu sebesar 1,20 persen dengan IHK sebesar 114,93.
Deflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada Agustus 2023 terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,53 persen), kelompok transportasi (0,48 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,06 persen).
Inflasi tahun kalender (Agustus 2023 terhadap Desember 2022) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit, tercatat sebesar 1,42 persen dan inflasi tahun ke tahun (Agustus 2023 terhadap Agustus 2022) sebesar 2,99 persen.(daq/gus)