Aktivitas pelayaran kapal melalui Pelabuhan Sampit sejauh ini belum terganggu kabut asap. Hanya saja, kemarau memengaruhi pasang surut air sungai, sehingga keberangkatan kapal pun terpaksa ditunda ketika air surut. Manager PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit Hendrik Sugiharto mengatakan, tidak ada kendala yang dihadapi, terutama jarak pandang nakhoda selama kabut asap menyelimuti Kota Sampit.
”Kapal menggunakan sistem tracking GPS, sehingga berlayar mengikuti jalur yang sudah direkam. Terkait pergerakan kapal selama alur sungai, komunikasi aktif antarpengguna alur Mentaya saja yang harus perlu ditingkatkan untuk mengetahui kondisi operasional kami masing-masing selama berada di alur sungai,” kata Hendrik, Rabu (6/9). Meski tak menghadapi kendala kabut asap, namun selama musim kemarau, kapal angkutan penumpang dan barang menghadapi kendala pasang surut air. Hal tersebut berdampak terhadap perubahan atau penundaan jam keberangkatan kapal.
Seperti pada Rabu (6/9) ini, KM Kirana III yang seharusnya dijadwalkan berangkat dari Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada pukul 20.00 WIB, terpaksa ditunda selama 11 jam menjadi pukul 07.00 WIB, Kamis (7/9) pagi ini. ”Debit air sungai dan prediksi pasang surut air sedikit berbeda atau ada perubahan dibanding bulan-bulan sebelumnya, sehingga kami mohon maaf atas ketidaknyamanan penumpang kami yang harus menunggu sampai air sungai pasang dan kapal dinyatakan siap berlayar,” katanya. (hgn/ign)