Amukan api terus melahap lahan yang mengering di Kabupaten Kotawaringin Timur. Silih berganti kebakaran hutan dan lahan terus terjadi. Petugas garis depan dibuang pontang-panting, terus berpindah posisi.
RADO, Sampit | radarsampit.com
Ruas jalan perbatasan Kecamatan Cempaga dan Kotabesi, Kotim, tak luput dari sergapan api. Kebakaran disinyalir sengaja dibakar. Namun, amukan api bisa diatasi dengan cepat berkat kerja sama apik warga dan petugas pemadam, Minggu (8/10). Menurut warga sekitar, di lokasi itu sering ditemui anak-anak usia sekolah mabuk-mabukan. Diduga kuat kebakaran semak belukar di sekitarnya disebabkan puntung rokok yang dibuang gerombolan remaja tersebut. ”Memang sering ditemukan anak-anak remaja suka duduk dan mereka bisa minum miras,” kata Ajul, warga setempat.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya bungkusan minuman dan makanan di bawah pohon kelapa sawit. Api yang melumat kawasan tersebut bisa dikendalikan sekitar dua jam, setelah upaya warga dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim yang mengirimkan dua tangki air. ”Api itu meluas ke sekitarnya sangat cepat. Tidak sampai setengah jam,” kata Riak Jhon, Ketua RT setempat.
Riak menuturkan, kerja sama masyarakat setempat sangat luar biasa. Termasuk desa lainnya, seperti Bajarum, Sungai Paring, dan Luwuk Bunter. Ada hampir 40 warga terjun dan berbagi tugas, seperti mengambil air, menyemprot menggunakan alat manual, hingga membuat parit pembatas agar api tidak meluas. ”Kami apresiasi kesigapan seperti ini dan juga kepada BPBD yang sudah membantu memadamkan api, sehingga tidak cepat menyebar,” ujarnya. Menurut keterangan warga setempat, dalam beberapa pekan terakhir wilayah itu memang belum terdampak hujan buatan dari rekayasa cuaca yang dilakukan. ”Memang sudah hampir sebulan ini tidak ada hujan. Jadi semak belukarnya kering semua dan mudah terbakar,” katanya. (***/ign)