Jerit tangis anak kecil di Jalan Ir Soekarno, Kecamatan Baamang, Sampit, sampai ke telinga Sandi (43) yang tengah mengemudikan mobil. Dia langsung menghentikan mobilnya dan mencari sumber suara. Sandi tak menyangka dengan penglihatan matanya. Seorang bocah perempuan terlantar dengan kondisi badan basah kuyup. ”Setelah melihat kejadian itu, saya pun langsung kaget. Yang ada dipikiran saya, anak ini sepertinya dibuang oleh orang tuanya,” kata Sandi, Rabu (1/11/2023). Sandi bersama warga lainnya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Baamang. Tak lama, bocah yang terkulai lemas itu dibawa ke Puskesmas. Dia kemudian diserahkan ke Dinas Sosial Kotim untuk ditangani lebih lanjut. Petugas Unit Gawat Darurat Puskesmas Baamang II, Dina Mariana, mengatakan, bocah malang itu sempat menangis saat dalam perawatan. ”Anak ini mencari orang tuanya dengan memanggil ayah dan ibu,” ujarnya.
Saat ditemukan, lanjutnya, ada luka di beberapa bagian tubuh anak tersebut, yakni memar di kepala, leher, hingga hidungnya. Selain itu, luka goresan di badan yang diduga bekas rumput ilalang. Kapolsek Baamang Iptu Fedrik Liano mengatakan, saat ditemukan, kondisi anak tersebut sangat memprihatinkan. Tubuhnya terlihat kurus. Dari hasil olah TKP, pihaknya hanya menemukan dot berisi susu anak, serta makanan ringan yang sengaja ditinggalkan orang tuanya. ”Diduga kuat orang tuanya merupakan orang jauh. Saat ini kami masih berusaha memburu pelakunya,” kata Fedrik.
Pihaknya belum mengetahui identitas dan asal anak tersebut. Pasalnya, bocah malang itu belum bisa diajak berkomunikasi. ”Belum bisa diajak berkomunikasi, karena masih kecil. Mungkin kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melacak asal anak ini,” katanya. Peristiwa itu juga sampai ke Wakil Bupati Kotim Irawati. Dia mengaku prihatin dengan kondisi anak tersebut. Apalagi terlihat kekurangan gizi.
”Melihat kondisi anak, saya tidak tahu apakah disengaja atau tidak sengaja, dia diduga kuat dibuang dan ditemukan seseorang yang lewat di sekitar SPBU km 8 Jalan Tjilik Riwut,” kata Irawati. ”Anaknya seperti mengalami trauma. Dia lihat orang sekitar takut, dia mau satu orang saja yang mendekat. Berarti trauma,” tambahnya.
Informasi itu juga telah menyebar luas ke masyarakat Kotim. Hingga ada salah satu masyarakat Desa Sebabi, Kecamatan Telawang yang mengaku kehilangan anak dua tahun lalu. ”Ciri-ciri anaknya tanda lahir di bokong, mukanya agak mirip saat wajahnya segar (sehat). Ibunya merasa kecewa. Kalau ingin memastikan agar tidak kepikiran, bisa melakukan tes DNA, tetapi untuk saat ini kami pastikan dulu memulihkan kesehatannya,” tegas Irawati. Anak tersebut telah ditangani Dinsos Kotim dan dirawat di RSUD dr Murjani Sampit. ”Untuk makannya saya sendiri yang menjamin. Nanti apabila dilakukan DNA, otomatis anak bisa diserahkan melalui proses dan tahapan. Mungkin perlu menyinkronkan data laporan kehilangan anak dari data kepolisian untuk menguji kebenaran data dan fakta yang terjadi,” kata Irawati. (sir/hgn/ign)