Kapal Motor (KM) Awu berlayar lancar sejak bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Selasa (14/11) lalu. Ratusan penumpang dan awak kapal tak menyangka, sehari setelahnya, perjalanan itu berubah menjadi tragedi maut. Dua orang tewas, termasuk pelaku, dan tiga penumpang lainnya luka berat. Informasi dihimpun Radar Sampit, insiden berdarah tersebut terjadi saat kapal milik PT Pelni tersebut masih di Laut Jawa menuju Pelabuhan Panglima Utar, Kabupaten Kotawaringin Barat, Rabu (15/11/2023).
Diduga peristiwa awal terjadi di dek empat, luar ruangan kapal. Hal itu berdasarkan foto yang beredar. Ketika itu pelaku yang diketahui bernama Sipriano Mario Docarmo (45), sedang duduk bersama sejumlah penumpang lainnya, bersandar di pagar pengaman. Tanpa diketahui sebabnya, pelaku tiba-tiba mengamuk. Dia mengayunkan parang yang dipegangnya pada sejumlah orang di dekatnya. Serangan membabi buta itu telak diterima sejumlah korban.
Kegaduhan tersebut sampai pada pihak anjungan kapal yang langsung melakukan koordinasi dengan seluruh anak buah kapal agar siaga dan meringkus pelaku yang membawa parang dan belati. Ketika dibujuk, pelaku tidak mau menyerah. Akan tetapi, pelaku akhirnya dapat dilumpuhkan. Pada saat bersamaan, penumpang lainnya langsung menghakimi pelaku dengan memukulkan sejumlah benda yang mereka bawa. Para ABK tak kuasa mencegah aksi massa itu.
Pelaku akhirnya diselamatkan dan dievakuasi ke kamar ex 5011 dalam kondisi kritis. Tangan dan kakinya lalu diikat. Malam harinya, saat dilakukan pengecekan, sekitar pukul 19.02 WIB pelaku dinyatakan meninggal dunia. Total empat penumpang yang tumbang akibat serangan parang pelaku, yaitu dua perempuan Agnes Nabu (23) dan Petronela Bete (31), serta Syamsudin (41) dan Ismail (55). Ismail langsung tewas di tempat kejadian akibat luka sabetan senjata tajam di beberapa bagian tubuhnya, sementara korban lain mengalami luka serius. Kepala PT Pelni Cabang Kumai Roni Abdullah mengatakan, peristiwa tersebut ditangani secara cepat oleh petugas kesehatan dan kru kapal. Dibantu beberapa penumpang di lokasi kejadian.
”Korban luka akibat kejadian tersebut totalnya lima orang. Satu di antaranya meninggal dunia dan pelaku pada akhirnya juga meninggal akibat amuk massa yang marah dengan tindakan pelaku,” katanya. Setelah mendapat informasi adanya kasus pembacokan di atas kapal, Pelni melakukan koordinasi dengan nakhoda KM Awu dan Kantor Cabang Kumai guna menyiagakan beberapa ambulans untuk evakuasi korban ke rumah sakit.
Roni membantah informasi yang beredar dan menyebutkan kejadian tersebut akibat berebut tempat tidur. Pasalnya, penyerangan terjadi saat kapal sudah berlayar jauh dari pelabuhan. Muncul dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa, karena menyerang tiba-tiba tanpa sebab. Roni juga meminta maaf kepada penumpang dan keluarga korban meninggal serta luka atas kegaduhan tersebut. Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono melalui Kabagops AKP Rendra Aditya Dhani mengatakan, kasus itu masih dalam pengembangan. Tim Inafis Polres Kobar sedang melakukan olah TKP. ”Untuk motif yang melatarbelakangi peristiwa tersebut masih dalam pengembangan. Setelah fakta terkumpul, kami akan rilis,” katanya. Informasi yang diterima, korban tewas, Ismail, merupakan warga Jember, Jawa Timur. Dia akan dipulangkan ke kota asalnya. Proses pemulangan jenazah sedang diurus keluarganya. (tyo/ign)