Pendapatan dari hasil mengemis yang cukup menjanjikan dimanfaatkan sejumlah pendatang. Mereka rela menggelandang, tak memiliki rumah demi mencoba peruntungan meminta-minta di Kota Sampit.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Jumat (17/11) lalu jadi hari apes bagi Bahriansyah (40). Pria yang baru menjalani profesinya sebagai badut selama 22 hari di Sampit itu terpaksa menghentikan aktivitasnya setelah diamankan anggota Satpol PP Kotim. Tindakan yang tergolong mengemis oleh Bahriansyah dinilai mengganggu ketertiban umum, meresahkan masyarakat, dan merusak citra diri Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Tak hanya Bahriansyah, Satpol PP juga mengamankan badut lainnya, Rianti (24). Perempuan asal Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga ini sudah dua kali diamankan. Tindakan Rianti yang bandel disikapi Satpol PP Kotim dengan tegas. Kostum Rianti disita dan tidak dikembalikan, meskipun sudah membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. ”Membuat surat pernyataan percuma. Ini sudah kedua kalinya buat surat pernyataan, tetap saja mengulangi perbuatannya menjadi pengemis lagi. Karena itu, kostum badutnya kami sita,” kata Muhammad Fuad Sidiq, Kepala Satpol PP Kotim melalui Sugeng Riyanto Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kotim, Senin (20/11/2023).
Sementara itu, Bahriansyah berjanji kepada Satpol PP Kotim untuk berhenti menjadi pengemis dan memohon agar kostumnya dikembalikan. ”Mereka ini biasanya suka berdiri di traffic light Jalan HM Arsyad-Pelita dan Jalan Suprapto-MT Haryono, dekat Terminal Patih Rumbih. Bahriansyah sudah berjanji berhenti jadi pengemis, mau kembali ke Banjar. Dia meminta agar kostumnya dikembalikan, karena dia beli kostum itu dengan cara kredit. Belum lunas. Makanya mau dia kembalikan, setelah itu pulang ke Banjar,’’ kata Sugeng.
Selain pengemis badut, ada pula pengemis pendatang asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang menarik perhatian pengendara. Sekujur tubuhnya dipoles cas berwarna silver. Manusia silver itu bernama Muhammad Tarwi (40). Dia sudah melakukan aktivitasnya meminta-minta selama dua bulan di Kota Sampit bersama Alex Adrianto (33), juga asal Blora. Keduanya biasanya meminta belas kasih pengendara di perempatan traffic light Jalan Tjilik Riwut-Hasan Mansur-Wengga Metropolitan.
”Muhammad Tarwi ini yang lebih dulu jadi manusia silver, ngontrak di Jalan Teratai. Dia sudah pernah ditegur. Setelah dua bulan di Sampit, dia ajak Alex, kawan sekampungnya. Kalau Alex ini baru saja. Hidupnya menggelandang tidur dekat Stadion 29 November. Numpang mandi ya di situ juga,’’ katanya. Keduanya telah diamankan Minggu (19/11/2023). Dari pemeriksaan yang dilakukan Satpol PP Kotim, Tarwi menghasilkan uang Rp226 ribu dan Alex Rp308 ribu dari kantong celananya masing-masing.
”Keduanya bekerja sama. Kadang Alex yang menjadi manusia silver, Tarwi yang tugasnya meminta-minta. Kadang sebaliknya. Keduanya sudah kami amankan. Mereka berjanji akan berhenti mengemis dan meminta waktu seminggu untuk mencari pekerjaan lain untuk modalnya pulang ke Jawa,’’ katanya. (***/ign)