NANGA BULIK – Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah akan menggelar festival Babukung pada 10-12 Oktober 2015 nanti.
Dibanding tahun sebelumnya, festival ini tentu sangat meriah karena direncanakan akan menampilkan lebih dari 1.000 bukung.
Kegiatan ini rencananya akan dicatat dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia ( MURI) sebagai penampilan tari topeng tradisional terbanyak.
Babukung merupakan ritual adat suku dayak Tomun yang ada di Kabupaten Lamandau. Babukung sebenarnya salah satu ritual kematian, mereka menari berbagai macam topeng dengan karakter hewan tertentu.
Topeng yang digunakan disebut Luha', sedangkan para penari disebut Bukung. Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga yang sedang berduka sembari menyerahkan bantuan seperti beras, babi, tuak, dan lainnya.
Dalam pelaksanaan Babukung tersimpan pesan kebersamaan dan kegotong-royongan yang dimasa kini mulai ditinggalkan masyarakat.
"Karenanya agar potensi seni budaya ini tetap lestari dan terus dikembangkan, maka sebagai aset pariwisata kita ingin memperkenalkan tradisi yang unik ini ke khalayak ramai melalui festival Babukung, sehingga manfaatnya diharapkan mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Lamandau dan memperkenalkan Lamandau hingga ke kancah internasional," ujar Bupati Lamandau Ir Marukan.
Selain bertujuan menggali, memperkenalkan dan menumbuh-kembangkan kembali seni budaya asli Lamandau, kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong kemajuan pariwisata budaya di Kabupaten Lamandau.
Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan seluruh desa dari semua kecamatan se-Kabupaten Lamandau ini juga mengundang peserta dari luar daerah bahkan dari wilayah Kalimantan Barat.
Rencananya kegiatan dibuka penjabat Gubernur Kalimantan Tengah dengan dihadiri lembaga-lembaga pemerintah dan kementerian tekait .
Diantaranya ahli ukir dari UNS, ahli tari dari IKJ Jakarta, ahli musik etnik tradisional dari ISI Jakarta, ahli tata rias dan busana tradisional dari UNY Yogjakarta, deputi bidang pemasaran pariwisata nusantara Kementrian Pariwisata, direktur kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, presiden MADN dan seluruh pejabat Kalteng.
“Kami akan mendapat kunjungan sekitar 200 orang wisatawan mancanegara yang mengikuti Sail Wonderful Indonesia,” tambahnya.
Pengunjung dijamin tidak akan bosan menyaksikan karena bukung ditampilkan ada 12 jenis dan ada pula parade kebudayaan lintas etnis seperti kesenian Jawa, Sunda, Melayu, Bali, NTT dan lainnya.
“Kami mohon dukungan dari seluruh masyarakat, dunia usaha serta pemerintah baik kabupaten/kota dan provinsi demi kelancaran perhelatan yang baru pertama kalinya digelar besar-besaran ini," harapnya.
Sebagai langkah uji coba, menurutnya tentu akan banyak memerlukan pembenahan dan evaluasi. Apakah kegiatan ini bisa memberi pengaruh besar bagi masyarakat, baik dari segi budaya, politik dan perekonomian masyarakat.
Ketua panitia pelaksana, FX Perwiragato menjelaskan kegiatan yang akan menelan anggaran sekitar Rp 2,4 miliar ini telah siap 80 persen. Sebanyak 88 desa akan menampilkan 12 jenis bukung.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Lamandau, Charles Rakam membeberkan bahwa para wisatawan mancanegara yang hadir nanti sudah mengikuti paket wisata salah satunya ke riam tinggi.
"Kedepan pengembangan pariwisata merupakan salah satu program unggulan daerah. Tentunya festival 1.000 Bukung ini merupakan lompatan strategis dalam pengembangan pariwisata," ujarnya. (mex/fm)