Aktivitas truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Barat diprotes warga. Hal itu karena truk yang setiap hari melewati permukiman mereka tidak berpenutup. Akibatnya sampah yang akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Translik Pasir Panjang ada yang berceceran di jalan. Kondisi tersebut sudah berlangsung lama, dan warga hanya bisa pasrah permukiman mereka di Jalan Topar Pasir Panjang. Bahkan plastik berisi sampah yang terjatuh dari truk kadang kala sampai mengering di tengah jalan.
Salah seorang warga Kelurahan Madurejo, Mela mengungkapkan saat ini jalan Topar Pasir Panjang saat ini di kanan dan kiri jalan terlihat jorok, karena banyak sampah tercecer dari dalam pikup dan truk sampah. “Setiap pagi saya perhatikan selepas mengantar anak sekolah, sampah berhamburan di tepi jalan, dari dulu begitu terus, mending kalau dibersihkan oleh petugas kebersihan, malah yang bersihkan petugas kebersihan dari RT atau desa,” ungkapnya.
Menurut Mela, bila yang berhamburan di jalan besar tidak menjadi masalah karena ada petugas kebersihan yang menyisir, tetapi kalau di jalan kecil tidak ada petugas yang membersihkan ditempat tersebut. Wanita ini juga mengungkapkan, dari muara jalan Topar menuju TPA Translik Pasir Panjang di muara jalan sudah disambut dengan sampah dikanan dan kiri jalan, dan terkadang di tengah jalan aspal. “Ketika membawa sampah, upayakan dikasih jaring supaya sampah tidak berterbangan atau tercecer sepanjang jalan,” harapnya. Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kobar Nurliani mengakui, untuk pengadaan jaring penutup truk atau armada sampah mereka terkendala oleh anggaran.
Menurutnya DLH Kobar sudah merencanakan untuk pengadaan jaring penutup untuk menghindari sampah berhamburan atau berterbangan di jalan. “Ini baru kami siapkan penutupnya, karena sudah lama mau menyediakan penutup, hanya jujur saja tidak punya anggaran untuk itu,”tandas Nurliani. (tyo/gus)