NANGA BULIK - Penjabat Bupati Lamandau Lilis Suriani beserta Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau Hendroplin Minsen Djaliwan dan anggota Saka Pariwisata memanen padi (bahanyi) di lahan Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau, Jumat (19/1). Selain memanen padi, anggota Saka Pariwisata juga belajar membuat makanan tradisional omping dari olahan padi muda yang ditumbuk.
Padi jenis "tampui" ini ditanam pada lahan kosong seluas dua hektare di area Dispar Kobar. Padi ditanam secara mandiri oleh staf dispar dan pelajar yang tergabung dalam Saka Pariwisata. Jenis padi ini dapat dipanen dalam jangka waktu tiga bulan.
Ini menjadi kali pertama Pj Bupati Lamandau untuk memanen padi atau dalam bahasa Dayak Tomun disebut mahanyi rondang tuha, yang artinya memanen jenis padi tua dan harum.
Sebelum menjadi beras untuk dikonsumsi, usai memanen/mengatam padi, dilanjutkan dengan cara tradisional melurut padi yaitu melepaskan bulir padi dari tangkainya dengan sebilah bambu, setelah itu padi dirondang atau sangrai untuk selanjutnya ditumbuk sehingga kulit padi terlepas, setelahnya ditampi agar beras bersih dari sisa kulit arinya.
"Ini menjadi ladang percontohan bagi masyarakat secara mandiri, dan dalam mendukung program pemerintah untuk ketahanan pangan dan mengatasi stunting," kata Pj Bupati Lamandau.
Dia berharap ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada masyarakat Lamandau agar memanfaatkan lahan tidur di sekitar rumah, untuk ditanami tanaman pangan.
Dan kedepannya acara mahanyi ini akan dijadikan event festival di kecamatan yang masih menerapkan berladang secara tradisional dengan mengangkat kearifan lokal Dayak Tomun Kabupaten Lamandau. (mex/yit)