KUALA KURUN – Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023, angka prevalansi stunting di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) yakni 12,9 persen. Angka itu turun dibandingkan di tahun 2022 lalu yaitu 17,9 persen.
”Kami bersyukur angka stunting di Kabupaten Gumas kembali turun menjadi 12,9 persen di tahun 2023. Itu merupakan yang terendah se Provinsi Kalteng,” ucap Wakil Bupati Gumas Efrensia LP Umbing, Selasa (30/4).
Dia menyatakan, angka stunting 12,9 persen itu sudah dibawah target nasional yakni 14 persen. Tentunya apa yang diraih itu berkat kerja keras seluruh pihak, mulai Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) desa/kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten.
”Meski angka stunting turun, saya meminta kepada seluruh pihak untuk tidak kendor dan terus berupaya menyelesaikan permasalahan stunting. Paling tidak di bawah tiga persen,” terangnya.
Dalam rangka menyelesaikan permasalahan stunting lanjut dia, orang tua yang memiliki balita juga dapat membawa anak mereka ke pos pelayanan terpadu (posyandu). Pasalnya, disana pertumbuhan dari anak akan selalu diperhatikan, apakah mengalami penambahan atau seperti apa.
”Ketika ditemukan balita yang terindikasi stunting, maka puskesmas atau kader posyandu dapat memberi intervensi, seperti memberikan tambahan makanan dan intervensi lainnya,” ujar Efrensia yang juga menjabat Ketua Pelaksana TPPS Kabupaten Gumas.
Sejauh ini tambahnya, angka kunjungan balita pada sejumlah puskesmas masih ada yang di bawah 50 persen. Untuk itu, diminta ke petugas puskesmas, kader, dan lainnya, agar semakin kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kunjungan balita ke posyandu.
”Kami berharap kondisi stunting bisa dicegah sejak dini dan menciptakan anak-anak bebas stunting dan tumbuh cerdas. Penurunan angka prevalansi stunting juga bagian dari upaya mewujudkan program smart agro atau peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)," pungkas Efrensia. (arm/gus)