SAMPIT-Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor mengaku terkejut dengan data pemerintah pusat yang menyatakan angka stunting di Kotim justru meningkat dari 22 persen menjadi 35 persen.
"Berdasarkan survei data pemerintah pusat, ternyata Kotim ada peningkatan stunting. Ini apa penyebabnya, apakah pendatang atau laporan kita yang belum akurat. Coba nanti cek kembali. Karena sekarang yang jadi fokus perhatian secara nasional itu pertama stunting, kedua inflasi, ketiga ketahanan pangan, dan keempat global warming," kata Halikinnor.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur akan melakukan langkah-langkah untuk menekan angka stunting. Namun, Halikinnor menyebut bahwa data pusat tersebut tidak membuat pemkab pesimistis. Pemkab akan lebih giat dalam upaya penurunan angka stunting di Bumi Habaring Hurung.
"Mungkin dengan data itu supaya kita ini termotivasi, gigih, kuat dan getol untuk menurunkan stunting, karena target nasional penurunan stunting mencapai 14 persen pada 2024," sebutnya.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah dalam menekan angka stunting. Seperti grebek stunting dengan target anak-anak. Pemkab menganggarkan Rp 1 miliar untuk penanganan stunting dalam hal ini untuk membeli telur dan susu.
"Kita sudah melakukan grebek stunting, harusnya ada penurunan. Jadi saya mengajak semua, termasuk masyarakat khususnya yang memang menderita, yang masuk data stunting, agar orang tuanya juga lebih maksimal. Karena kita telah melakukan upaya, bahkan kita berikan susu dan telur, saya langsung bersama Forkopimda turun ke rumah-rumah warga membagikan," ungkapnya.
Halikinnor juga meminta kepada dinas kesehatan dan seluruh jajaran terkait agar merapatkan langkah-langkah apa lagi yang perlu diambil oleh pemerintah daerah.
"Termasuk kita memberdayakan Bunda PAUD di kabupaten maupun di kecamatan, khususnya TP-PKK, dengan Pokja, Posyandu, bagaimana nanti upaya kita melakukan itu, sehingga upaya kita yang kemarin angka stunting 22 persen minimal bisa terus turun, karena target kita dibawah itu," imbuhnya.
Halikinnor mengakui dalam penanganan stunting, proses fisik badan manusia itu butuh waktu, secara bertahap. Tidak bisa tinggi badan bertambah secara instan.
"Hari ini minum susu, tidak langsung naik tingginya 1 centimeter. Dia berproses, tapi paling tidak, anak itu sehat. Jadi nanti akan kita cari upaya apa, inovasi apa untuk kita kembali menekan angka stunting itu. Bahkan kita ingin menghilangkan stunting di Kotim," pungkasnya. (yn/yit)