KUALA KURUN - Wakil Bupati Gunung Mas (Gumas) Efrensia LP Umbing bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (forkopimda), melakukan panen jagung hibrida di lahan pengembangan Desa Tanjung Riu, Kecamatan Kurun. Dilanjutkan dengan panen bersama padi sawah, melalui kemitraan Koperasi Sumber Pangan Gunung Mas di Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah.
"Panen jagung hibrida yang dilakukan ini merupakan hasil kerjasama berbagai pihak, yang tergabung pada program kemitraan ketahanan pangan Gunung Mas Jaya (Ketapang Gaya)," ucap Efrensia, Sabtu (18/5).
Dalam pelaksanaan panen jagung hibrida itu lanjut dia hasilnya kurang maksimal karena beberapa kendala. Salah satu yakni kurangnya pupuk kandang. Namun demikian, dapat disiasati dengan memelihara ternak yang letaknya tidak jauh dari lahan jagung tersebut."Dari kotoran ternak-ternak itu, akan dijadikan pupuk kandang, yang selanjutnya digunakan pada tanam jagung kedua mendatang," tutur Efrensia.
Setelah panen jagung hibrida, dilanjutkan dengan panen padi sawah di Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah. Pengembangan padi ini juga masuk ke dalam program kemitraan Ketapang Gaya, dengan target lahan sawah yang akan dikembangkan yakni sekitar 25 hektare.
"Untuk meningkatkan produksi tanaman pangan seperti jagung dan padi, kami minta kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait lainnya agar selalu bersinergi, sehingga mendukung ketahanan pangan daerah," ajak Efrensia.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gumas Aryantoni melalui Sekretaris Herianto menuturkan, ada tiga kelompok tani (poktan) yang mengembangkan tanaman jagung hibrida di Desa Tanjung Riu. Yakni Poktan Manawau Sejahtera, Manawau Makmur, dan Manawau Bahagia, dengan masing-masing alokasi lahan seluas 20 hektare.
"Kalau pengembangan tanaman jagung hibrida di Desa Tanjung Riu ditargetkan 60 hektare. Namun dalam penanaman jagung hibrida yang pertama baru terealisasi seluas 30 hektare menggunakan jagung Bisi 18," tuturnya.
Terkait pengembangan padi sawah di Kelurahan Tewah, itu dilakukan oleh lima poktan, yakni Poktan Suka Jadi, Poktan Riak Hagatang I, Poktan Beringin, Poktan Tangkalasa dan Poktan Harapan Maju. Target pengembangan lahan padi sawah yakni 25 hektare dan terealisasi di musim tanam I hanya 18 hektare, dengan menggunakan bibit padi hibrida varietas Supiadi dan padi inbrida varietas Cakrabuana.
"Dari hasil pengukuran produksi melalui proses ubinian swakarsa, diperoleh hasil produktivitas padi hibrida sebanyak 1,5-2,5 ton per hektare dan padi inbrda sebanyak 1-2 ton per hektare," pungkas Herianto. (arm/gus)