PALANGKA RAYA- Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran turut menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, dalam kunjungan kerja ke beberapa kabupaten, Rabu (26/6).
Orang nomor satu di Indonesia tersebut dalam rangka kunjungan kerja ke lima kabupaten/kota selama dua hari, yakni Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kota Palangka Raya, Kabupaten Barito Timur, dan Kabupaten Barito Selatan.
Selain itu Gubernur Kalteng juga mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo melakukan peninjauan harga di beberapa pasar tradisional seperti di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan berkunjung ke lokasi kedua di lahan pertanian di Desa Bapeang Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotim, serta di Kota Kasongan Kabupaten Katingan.
Peninjauan tersebut juga diikuti sejumlah Menteri yakni Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Hadir juga mendampingi yakni Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dan Pj Bupati Katingan Saiful, serta Bupati Kotim Halikinnor dan Wakil Bupati Kotim Irawati.
Gubnur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan, objek kunjungan presiden ke Kalteng akan melihat secara langsung aktivitas pasar, rumah sakit dan tempat layanan umum lainnya, serta optimalisasi lahan pertanian, dan penyerahan bantuan pangan dan peralatan pertanian kepada masyarakat penerima manfaat.
Diharapkannya, semoga kunjungan presiden RI ke 7 ke Bumi Tambun Bungai Tanah ini membawa keberkahan,serta membawa dampak positif bagi Kalimantan Tengah. “Lebih dari itu menjadi harapan kita bersama, untuk mewujudkan Kalimantan Tengah berkah, maju bersama dan bermartabat.
Diinformasikan, dalam kunjungan Presiden Joko Widodo menjelaskan, terkait dengan bantuan pompanisasi yang diberikan pemerintah, karena hampir di semua negara diprediksi akan mengalami gelombang panas dan kekeringan panjang, sehingga akan mengalami penurunan produktivitas dan produksi berasnya. Hal itu berdampak banyak negara yang sebelumnya ekspor beras, menjadikan beras dipakai untuk di dalam negeri.(daq/gus)