KUALA KURUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas), melaksanakan apel gelar pasukan dan sarana prasarana, mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2024.
Apalagi berdasarkan prakiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Gumas akan memasuki puncak musim kemarau pada Bulan Agustus 2024.
"Apel ini bertujuan untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana karhutla. Ssehingga setiap instansi dan stakeholder yang tergabung di dalam komando satuan tugas (satgas) karhutla, dapat mempersiapkan sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada," ucap Penjabat (Pj) Bupati Gumas Herson B Aden, Senin (5/8).
Dijelaskannya, karhutla merupakan salah satu masalah serius yang selalu dihadapi setiap tahun, terutama musim kemarau. Dampak dari kebakaran itu sangat luas, mulai dari kerusakan lingkungan, kesehatan masyarakat, hingga kerugian ekonomi. Untuk itu, penanganan dan pencegahan karhutla memerlukan perhatian dan kerjasama semua pihak.
"Saya minta agar apel gelar pasukan dapat menjadi sarana mengevaluasi kesiapan alat, perangkat dan personel dalam menghadapi dan mengantisipasi potensi eskalasi kejadian dan dampak dari karhutla, yang diprediksi akan terjadi dalam minggu kedepan hingga akhir Bulan September nanti," imbuh Herson.
Dia juga menuturkan, prioritas utama adalah melakukan pencegahan sedini mungkin sehingga tidak terjadi karhutla. Akan tetapi kalau karhutla terjadi, maka dalam antisipasi karhutla adalah saat kebakaran baru terjadi, dan belum menjalar dan berdampak pada daerah yang luas.
"Seluruh instansi dan stakeholder terkait seperti TNI-Polri, BPBD, manggala agni, damkar, tagana, dan relawan masyarakat peduli api, harus cepat dan tepat dalam melakukan pemadaman, karena jika eskalasi daerah terdampak sudah meluas, maka upaya pemadaman akan sangat sulit. Ini jangan sampai terjadi," paparnya.
Herson menambahkan, dalam pencegahan dan meminimalisir kejadian bencana karhutla, diharapkan agar melaksanakan sosialisasi dan edukasi bahaya bencana karhutla, patroli rutin, pemetaan wilayah rawan karhutla, pemasangan spanduk imbauan bahaya membakar hutan dan lahan, serta mendirikan pos komando di wilayah rawan bencana karhutla.
"Langkah sinergitas pencegahan karhutla harus diupayakan, dalam mengatasi potensi kerawanan karhutla. Ini dilakukan agar kejadian karhutla bisa ditekan, sehingga kerusakan lingkungan yang kerap timbul akibat karhutla dapat dikendalikan, hutan lestari, dan lingkungan terjaga," jelasnya.
Dirinya juga mengapresiasi seluruh personel yang telah siap siaga dalam pencegahan dan penanganan karhutla. Hal ini menunjukkan komitmen semua untuk menjaga lingkungan dan melindungi masyarakat, dari dampak buruk karhutla.
"Saya ingatkan kepada semua pihak agar saling bekerjasama dan berkoordinasi, prioritaskan upaya pencegahan, lakukan penanggulangan cepat dan tepat kalau terjadi karhutla, serta selalu utamakan keselamatan personel di lapangan," pungkas Herson. (arm/gus)