SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mengerjakan rekonstruksi Jalan HM Arsyad Sampit pada sisi timur. Pengerjaan tersebut menggunakan metode metode Cement Treated Recycling Base (CTRB).
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) Kotim Mentana Dhinar Tistama mengatakan, rekonstruksi dimulai dari Bundaran KB dan akan terus berlanjut kurang lebih 2,4 kilometer hingga simpang empat Jalan Pelita.
”Kami gunakan Metode CTRB. Metode ini mendaur ulang lapisan aspal dengan cara mengupasnya, kemudian ditambahkan dengan material batu, semen, selanjutnya akan di-recycle menggunakan alat khusus," ujarnya.
Metode CTRB sebelumnya sudah digunakan untuk rekonstruksi Jalan HM Arsyad sisi barat, yang dinilai efektif dan efisien. Metode ini pula yang akan digunakan pada pengerjaan rekonstruksi pada ruas timur Jalan HM Arsyad Sampit.
”Metode ini kita gunakan kembali karena cocok dan pengerjaannya cepat. Kalau untuk bebannya, jalan kabupaten itu kelas III dengan maksimal delapan ton," katanya.
Peningkatan Jalan HM Arsyad yang baru mulai berjalan pada Jumat 16 Agustus lalu memerlukan anggaran Rp12 miliar agar ruas jalan sisi timur. Setara tingginya dengan sisi barat. Rekonstruksi jalan tersebut ditargetkan selesai sebelum akhir tahun 2024.
”Pengerjaannya relatif cepat, jadi ditargetkan selesai sebelum akhir tahun ini," katanya.
Untuk mengejar target tersebut, pengerjaan rekonstruksi Jalan HM Arsyad pada ruas timur terus digenjot siang dan malam. Pada proses pengupasan aspal, kendaraan sekali tidak bisa melintas.
”Kami mengusahakan pada proses ini cepat selesai, sehingga bisa cepat berlanjut ke tahapan selanjutnya yang nantinya dimungkinkan untuk dilewati kendaraan," katanya.
Meski waktu pelaksanaan rekonstruksi jalan tersebut masih panjang, namun pihaknya memperhatikan arus lalu lintas yang begitu padat sehingga diupayakan percepatan pengerjaan.
Adanya pengerukan aspal membuat kendaraan tidak dapat melewati sisi timur jalan tersebut. Kondisi ini menyebabkan lalu lintas menjadi padat karena pengguna jalan dari dua arah menggunakan ruas jalan yang sama.
”Kami mengusahakan percepatan pada proses-proses kegiatan tertentu, sehingga bisa fungsional dilewati oleh kendaraan," ujarnya.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya meminta warga memaklumi adanya kegiatan pengerjaan rekonstruksi jalan tersebut. Hal ini dilakukannya juga demi kenyamanan penggunaan jalan ke depannya.
"Paket kegiatan tahun ini cukup banyak, jika kondisi berdebu dan lalu lintas kendaraan terganggu kami mohon dimaklumi. Kami minta masyarakat juga berhati-hati dan sementara bisa mencari jalan alternatif lain," pungkasnya. (yn/ign)