PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Jainudin Karim mengakui bahwa pemanfaatan teknologi digital untuk menunjang kegiatan usaha bisa dikatakan sebagai kebutuhan dasar.
Ia menjelaskan, hal ini tidak lepas dari perubahan pola pikir masyarakat dan berbagai macam tuntutan. Masyarakat sekarang cenderung mencari sesuatu dengan cara mudah dan cepat, sehingga para pelaku usaha harus bisa mengimbangi perubahan tersebut.
“Ini juga menjadi perhatian untuk pelaku usaha di Kalteng, terutama usaha mikro. Kita ingin pemasaran luas dan penjualan meningkat, maka harus dilihat apa saja perubahan sekarang yang datangnya dari masyarakat selaku konsumen,” katanya, Selasa (20/08/24).
Tentunya jika melihat perkembangan saat ini, pemanfaatan tekonologi digital sudah menjadi keharusan. Sehingga pelaku usaha di provinsi ini harus mampu beradaptasi dengan hal tersebut guna membantu efisiensi bisnis.
“Pemanfaatan teknologi digital punya potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, dan akses pasar bagi pelaku usaha, terutama para generasi muda yang memiliki kecakapan dan keberanian untuk berinovasi,” ucapnya.
Dengan memanfaatkan platform digital, seperti e-commerce, media sosial, dan aplikasi bisnis, para pelaku usaha dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat branding produk atau jasa yang mereka tawarkan.
“Sekarang teknologi digital ini tidak hanya sebatas informasi, namun juga bisnis karena dari sistem yang ada ini mulai dari bisnis online, start-up teknologi, hingga layanan digital lainnya yang dapat memberikan nilai tambah,” ucapnya.
Tidak hanya itu, pemanfaatan teknologi digital juga dapat menjadi sarana untuk mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor ekonomi, seperti pertanian, pariwisata, dan industri kreatif.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat, khususnya pelaku usaha untuk aktif memanfaatkan teknologi digital dalam membangun usaha. Dengan sinergi antara inovasi teknologi dan kreativitas lokal, dapat menciptakan ekosistem bisnis yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.
“Mau tidak mau harus beradaptasi karena tuntutannya sekarang seperti itu, sebab kalau masih dengan cara biasa maka sulit untuk bersaing,” pungkasnya. (sho/fm)