PALANGKA RAYA- Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terkait penanganan stunting terus dilaksanakan. Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, juga menyoroti faktor kemiskinan sebagai salah satu penyebab stunting di Kalteng.
"Kita harus memerangi kemiskinan karena menyebabkan anak-anak tidak mampu melanjutkan sekolah dan memilih menikah muda karena desakan ekonomi. Hal itu yang bisa menyebabkan stunting, karena ibu hamil yang tidak bisa memenuhi gizi semenjak dalam kandungan, yaitu 1000 hari pertama kehidupan," ujarnya, baru-baru ini.
Sugianto pun menegaskan, Kalteng harus menjadi salah satu dari lima provinsi yang terpilih menjadi lumbung pangan nasional. Mengingat Kalteng dipercayakan untuk menyiapkan satu juta hektar lahan. “Ini memberikan peluang besar bagi pemuda-pemudi Kalteng untuk menjadi petani millenial dan turut serta dalam pembangunan pertanian," imbuhnya.
Sementara itu dalam pelayanan kesehatan, Sugianto mengungkapkan salah satunya Pemprov Kalteng telah mendirikan rumah sakit di wilayah barat, dengan harapan agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih maksimal.
"Kami juga akan membangun rumah sakit tipe A di kilometer 26 Tangkiling, Palangka Raya. Harapannya agar masyarakat Kalimantan Tengah tidak perlu lagi berobat keluar provinsi," tuturnya.
Dirinya juga memberikan instruksi tegas kepada para bupati dan wali kota agar tidak menolak masyarakat miskin yang ingin berobat di rumah sakit. Selain itu ia mengajak seluruh pemimpin daerah untuk bekerja sama dengan para alim ulama dalam memerangi narkoba, yang dinilai sebagai ancaman besar bagi generasi muda.
Sementara itu Sugianto Sabran juga memberikan apresiasi kepada semua pihak atas dukungannya terhadap upaya penurunan stunting. Ia juga menekankan bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam mencegah dan menurunkan angka stunting.
“Peningkatan kualitas pendidikan akan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat," tegasnya.
Sugianto menambahkan, program-program seperti posyandu dan kesehatan anak harus didukung penuh oleh masyarakat dan berbagai instansi, termasuk sekolah-sekolah, untuk mencapai hasil yang maksimal.
"Kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang sehat dan berkualitas,” tandasnya. (daq/gus)