KUALA KURUN - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Yulius Agau mendorong seluruh pemerintah desa di daerah ini, untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menggali sumber pendapatan asli desa (PADes).
"PADes itu penting untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa dan bisa mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer pusat maupun daerah," ucap Yulius Agau, Senin (28/7).
Dia mengatakan, potensi desa sangat beragam, baik itu dari sektor perikanan, pertanian, pariwisata lokal, perkebunan, hingga kerajinan tangan masyarakat. Semua potensi tersebut harus lebih dioptimalkan dengan kreatifitas pendekatan berbasis kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi.
"Salah satu kreativitas yang dilakukan pemerintah desa adalah kerjasama dengan perusahaan besar swasta (PBS) yang ada di wilayah desa, melalui realisasi kebun kemitraan plasma 20 persen dari total lahan inti perusahaan," terangnya.
Politikus Partai Perindo ini menegaskan, kemitraan pemerintah desa dengan PBS perkebunan menjadi peluang besar bagi desa untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
"Kami ingin pemerintah desa jangan hanya menjadi penonton di tengah geliat investasi, tetapi juga turut menjadi pelaku pembangunan untuk kemajuan desa dan peningkatan kesejahteraan warga," tegasnya.
Dia juga mengingatkan pemerintah desa agar tidak hanya menggantungkan pembangunan desa pada dana APBD. Harus ada upaya dalam menggali potensi lokal dan menciptakan terobosan inovatif, demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, pembangunan banyak diarahkan untuk pembangunan infrastruktur di desa. Tinggal sekarang bagaimana meningkatkan perekonomian desa dengan mengarahkan warga yang bekerja tambang emas dapat beralih ke sektor usaha lain," jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, tantangan bagi pemerintah desa bukan lagi sebatas membangun fisik saja, tetapi bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat desa, agar kesejahteraan benar-benar dirasakan secara nyata.
"Ada banyak potensi yang perlu dikembangkan lebih serius. Namun yang harus menjadi prioritas adalah program pemberdayaan perekonomian, pelatihan keterampilan, serta dukungan terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM)," tukasnya. (arm/yit)