KUALA KURUN - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Herbert Y Asin mengaku prihatin dengan kondisi Pasar Tradisional Kuala Kurun yang semrawut, tidak tertata, dan terkesan dibiarkan begitu saja.
"Seharusnya kawasan pasar itu harus ditata, karena pasar itu juga menjadi wajah daerah. Apabila tidak tertata, kesannya seperti tidak ada perhatian pada sektor ekonomi rakyat kecil," sesal Herbert, Kamis (30/10).
Di kawasan pasar tersebut, lapak para pedagang yang tidak tertata dengan baik. Area parkir sempit dan sering menimbulkan kemacetan. Saluran drainase yang buruk membuat genangan air menjadi pemandangan apabila turun hujan.
"Kebersihan pasar tradisional yang berlokasi di Jalan Temanggung Panji VIII, tepatnya di belakang gedung dekranasda itu juga dinilai masih perlu perhatian," tegasnya.
Politikus Partai Golkar mendesak perangkat daerah terkait, untuk segera mengambil langkah konkret dalam menata ulang Pasar Tradisional Kuala Kurun. Bukan hanya penataan fisik, tapi juga kenyamanan masyarakat.
"Para pedagang butuh tempat yang rapi dan aman, sedangkan pembeli juga ingin suasana yang bersih dan tertib," ujarnya.
Dia menyampaikan, pasar tradisional bukan hanya tempat transaksi, tetapi juga menjadi denyut nadi perekonomian lokal yang harus dijaga dan ditata dengan baik.
"Jangan tunggu ada keluhan besar baru bergerak. Penataan pasar harus menjadi prioritas agar wajah kota tidak memalukan di mata pengunjung dari luar," jelasnya.
Dia berharap ada upaya revitalisasi yang dilakukan oleh perangkat daerah terkait, mulai dari tata letak lapak, fasilitas umum, hingga pengelolaan sampah yang lebih teratur.
"Di balik hiruk-pikuk pasar tradisional, itu tersimpan harapan warga yang menggantungkan hidup dari pasar tersebut," tukasnya. (arm/yit)