PANGKALAN BUN – Bukannya semakin berkurang, titik panas (hot spot) di Kabupaten Kotawaringin Barat malah semakin banyak pada Selasa (22/9) pagi. Kondisi ini membuat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kotawaringin Barat pusing dalam menentukan kebijakan terkait jam masuk sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kobar Aida Lailawati mengungkapkan, pihaknya kembali mengeluarkan instruksi kepada para kepala sekolah agar jam masuk sekolah dimundurkan dan jam belajar dikurangi.
”Jam masuk mundur lagi jadi jam 08.30. Tiap satu jam pelajaran, waktunya dikurangi 5 sampai 10 menit,” ujarnya.
Selain itu, praktik di luar ruangan dan ekstra kurikuler untuk sementara ditiadakan. Misalnya, pelajaran olahraga.
”Itu berlaku untuk semua jenjang pendidikan mulai SD hingga SMA/SMK. Dan untuk TK dan kelompok bermain (play group) atau satuan PAUD sejenis sementara diliburkan,” tambahnya.
Aida menambahkan, instruksi tersebut dikeluarkan berdasarkan pertemuan dengan para pengawas sekolah dan juga para kepala cabang dinas. Selain itu dari pihak Kantor Kementerian Agama (kemenag) juga ikut dalam kesepakatan tersebut.
”Kemenag juga ikut dalam pertemuan tersebut, sehingga sekolah yang berada di bawah Kemenag juga akan melaksanakan instruksi tersebut,” terangnya.
Selain sekolah, sebagian kantor pemerintahan juga memundurkan jam masuk kerja selama 60 menit. Salah satunya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kepala BLH Kobar Fahrizal Fitri mengatakan, kabut asap pekat saat pagi hari cukup menganggu aktivitas pekerja. Bahkan kalau kerja pagi dengan dikepung asap juga tidak bisa efektif.
“Jadi jam masuknya diundur dari pukul 07.00 WIB, sekarang masuknya pukul 08.00 WIB. Begitu juga saat pulang kantor yang mestinya pukul 15.30 jadi pukul 16.30 WIB. Jam kerjanya tidak kurang,” kata Kepala BLH Fahrizal Fitri.
Pihaknya bakal menyesuaikan ketika kondisi kabut sudah mulai normal, maka jam masuk kantor bakal disesuaikan seperti semula. Pasalnya, jam masuk yang diundur karena saking pekatnya kabut asap saat pagi hari.
“Nanti kalau cuaca bagus ya kita kembali seperti semula. Para pegawai memahami kondisi sekarang ini, yang jelas jam masuk kantor tetap dan kita berusaha profesional,” bebernya.
Sementara itu petugas pemadam kebakaran dengan bantuan helikopter MI-8 bekerja ekstra keras untuk memadamkan api. Danlanud Iskandar Pangkalan Bun Letkol Pnd Jhonson Henrico Simatupang mengatakan, tim pemadam dari Posko Udara bekerja lebih keras untuk memadamkan api berdasarkan koordinat yang didapat dari BMKG.
”Pantang pulang sebelum padam, tidak didarat dan juga udara dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah kita akan upayakan terus untuk melakukan water bombing,” katanya.
Data dari Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiuan Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun terungkap, jumlah hotspot di Kabupaten Kobar Senin (21/9) hanya delapan titik, itupun hanya terdapat di Kumai. Di hari selanjutnya, hot spot di Kabupaten Kobar naik drastis menjadi 125 titik.
”Tanda-tanda peningkatan titik panas mulai terlihat pada Senin (21/9) sore, saat update terakhir jumlah titik panas dari pantauan sensor MODIS (Satelit Terra dan Aqua),” ungkap Lukman Soleh, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun.
Tak hanya wilayah Kobar saja yang mengalami peningkatan jumlah titik panas. Secara keseluruhan, titik panas di Kalteng melonjak dari 154 titik pada Senin, menjadi 1.239 titik pada Selasa pagi. ”Untuk Kobar langsung naik menjadi 125 titik, dan terbanyak masih berasal dari wilayah Kumai,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar Indrawan Sakti, pasien ISPA di Kabupaten Kobar pada Agustus antara 5 sampai 10 persen dari total pasien. Sedangkan bulan ini, 33 persen pasien ISPA.
Indrawan menjelaskan, penyakit ISPA ini lebih rentan menyerang ibu hamil, bayi, balita, manula, dan penderita penyakit kronis. Jika paparan ini terjadi terus menerus, maka bisa menimbulkan kematian kepada penderita asma.
"Pastinya ini juga akan berdampak pada kulit termasuk juga gangguan hati maupun otak," tuturnya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih memiliki persediaan masker sebanyak 15.000 lembar, dan siap dibagikan. Jika situasi seperti ini terus persediaan tersebut hanya akan bertahan selama seminggu. "Dalam beberapa hari ini akan datang stok baru lagi," tandasnya. (rm-70/sla/rin/yit)