SUKAMARA – Produksi pupuk organik yang dikelola Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukamara, saat ini sudah mencapai 9 meter kubik per bulannya.

Kendati demikian, produksi pupuk tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pupuk para petani Sukamara.

Kepala BLH Sukamara, Iwan Miraza mengatakan produksi pupuk organik yang dihasilkan dari pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ini diberikan kepada petani lokal.

Lantaran bahan baku sampah organik terbatas, sehingga menyebabkan jumlah produksi pupuk organik sedikit.

“Kurangnya sampah organik membuat produksi sedikit, tetapi hal itu memiliki nilai positif karena dengan sedikitnya bahan baku sampah mengindikasikan pengelolaan sampah oleh masyarakat sudah berjalan cukup baik,” terang Iwan.

Dijelaskan pula bahwa kapasitas produksi sampah yang dihasilkan di kota Sukamara dalam satu tahun hanya berkisar 400 meter kubik.

Sampah-sampah yang diangkut oleh dinas terkait tersebut sudah dipilah oleh masyarakat dan dilakukan pencacahan saat di TPA.

“Pengelolaan sampah sudah dilaksanakan dengan sistem reuse, reduce, dan recycleatau biasanya disingkat 3R,” tegas Iwan Miraza.

Pengelolaan sampah di TPA memang menjadi salah satu target peningkatan poin nilai oleh pihak BLH dalam mendukung raihan Adipura.

Pasalnya dalam beberapa tahap penilaian, Kabupaten Sukamara belum bisa memaksimalkan poin penilaian TPA tersebut. Jika poin penilaian TPA bisa terangkat diharapkan nilai poin keseluruhan lebih baik lagi pada tahap penilaian tahun 2015 ini.(fzr/fm)