KUMAI – Kabut asap yang kian pekat dan berimbas pada tergganggunya aktivitas penerbangan, membuat sebagian besar warga beralih menggunakan transportasi laut. Transportasi laut sejauh ini belum terganggu asap, sehingga menjadi pilihan ketika jadwal penerbangan tak pasti.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai Junaidi, mengatakan, pada Oktober ini, sempat ada peningkatan penumpang kapal Pelni sekitar 20 persen dari pelayaran di hari biasa. Disinyalir terjadi peralihan penumpang udara ke transportasi laut. "Banyak pergeseran penumpang udara ke laut, sekitar 20 persen," ujarnya, Jumat (9/10).
Menurutnya, pergeseran penumpang pesawat ke kapal laut, karena asap pekat yang memengaruhi aktivitas penerbangan. ”Akibat kabut asap ini, kelancaran arus barang, mobilisasi, parkir, menjadi terganggu, bahkan lumpuh. Diperkirakan kerugian mencapai puluhan triliun," katanya.
Junaidi menuturkan, ada kekhawatiran penumpang transportasi udara karena tidak ada alternatif lain selain menggunakan akses transportasi laut. Saat ini yang bisa berlayar hanya kapal-kapal besar, seperti Pelni. ”Saat ini hanya boleh kapal-kapal besar saja yang berlayar. Gelombang saat ini mencapai 2 sampai 3,5 meter," jelasnya.
Junaidi menambahkan, kebanyakan penumpang memilih jalur laut via Pelabuhan Panglima Utar Kumai karena tidak ingin berbelit-belit masalah penundaan jadwal pesawat terbang. Biasanya, ketika Bandara Iskandar Pangkalan Bun lumpuh, penumpang akan beralih ke bandara lainnya di Sampit atau Palangka Raya. Namun, kabut asap di daerah itu justru lebih parah dan melumpuhkan aktivitas penerbangan.
”Jika mereka memilih ke Bandara Banjarmasin, juga akan habis waktu di perjalanan dan penerbangan pun tidak pasti juga. Maka, mau tidak mau menggunakan akses laut," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengeluarkan surat edaran terkait kondisi asap pekat. Untuk transportasi kapal, terutama wilayah Sungai Kumai, diminta lebih ekstra hati-hati karena jarang pandang sangat terbatas. ”Kondisinya di sini fluktuatif, kadang tinggi, kadang surut, dan kabut asap pun tergantung faktor angin," tandasnya. (rm-70/ign)