PANGKALAN BANTENG – Takut foto bugilnya disebar, Bunga (nama samaran) terpaksa melayani nafsu bejat seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Pelajar salah satu SMP di Pangkalan Banteng tak hanya sekali melayani sang mandor, tapi sudah delapan kali terhitung sejak Mei hingga Juli 2015. Tak terima dengan perbuatan tersebut, Sabtu (5/9) pagi, keluarga Bunga mendatangi Mapolsek Pangkalan Banteng untuk melaporkan kejadian itu.
Informasi yang dihimpun, perbuatan cabul WA selalu dilakukan pada siang hari. Terkadang dia beraksi di areal perkebunan kelapa sawit.
”Dugaan sementara korban itu dipaksa berhubungan intim karena mendapat ancaman dari WA bahwa foto-foto tak senonoh korban akan disebar,” ujar Kapolsek Pangkalan Banteng Imam Sahrofi.
Jarak rumah WA dengan Bunga yang hanya beberapa meter. Karena itulan mandor bejat itu dangan mudah mendekati korban dan melancarkan tindakan asusila. Tempat tinggal keluarga Bunga hanya berselisih satu rumah dengan WA di lingkup mess di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Pangkalan Banteng.
”Dugaan kuat, WA dan korban ini pacaran dan bahkan keluarga korban juga sudah mengenal pelaku karena rumah mereka berdekatan. Kedekatan mereka tidak dicurigai oleh keluarga korban,” terangnya.
Meski sudah menuruti kemauan bejat WA, rupanya foto-foto layak sensor tersebut tetap menyebar dan membuat resah warga dan juga keluarga Bunga. Akhirnya terbongkarlah semua kelakuan WA terhadap Bunga.
”Tahu jika anaknya dicabuli oleh WA, maka hari ini keluarganya sepakat melapor kepolsek,” lanjutnya.
WA yang mengetahui keluarga korban akan melapor, langsung kabur dan tidak masuk kerja dalam beberapa hari terakhir. ”Identitas terlapor sudah kita ketahui, kini anggota sedang melakukan pengejaran,” tandasnya. (sla/yit)