PANGKALAN BANTENG–Warga Pangkalan Banteng memperingati 1 Muharam 1437 Hijriah dengan berbagai kegiatan, seperti pawai dan tablig akbar. Sebagian warga transmigran asal Jawa juga menggelar kenduri dan doa di perempatan jalan, Selasa (13/10) malam
Seperti di Karang Sari, warga berkumpul dan merayakan tahun baru Islam dengan membawa nasi tumpeng dan jajanan khas Jawa lainnya. Seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua memadati persimpangan jalan di desa tersebut untuk menggelar acara kenduri. Tahun baru Islam, bagi masyarakat jawa, lebih dikenal dengan istilah Suroan.
Menurut Kepala Desa Karang Sari Risnanto, acara tersebut dilakukan sebagai ucapan syukur atas rezeki di tahun lalu. Warga mamanjatkan doa agar tahun depan masih dilimpahkan rezeki dan juga kemudahan-kemudahan lainnya, termasuk terhindar dari bencana kekringan dan kebakaran lahan yang mengakibatkan kabut asap ini.
”Setiap tahun memang dilaksanakan di perempatan jalan seperti ini. Sudah menjadi tradisi,” ujarnya.
Sementara itu, sesepuh Desa Karang Sari Mbah Joyo Sumarto mengatakan, berdoa bersama-sama di perempatan jalan atau di tempat terbuka ini merupakan simbol agar doanya bisa langsung di dengar oleh Sang Maha Pencipta.
Diakuinya, acara Suroan ini dalam adat Jawa merupakan acara yang cukup sakral. Ia berpesan jika di tahun yang semakin tua ini masyarakat diminta untuk banyak-banyak memohon doa dan meminta ampunan kepada Gusti Allah.
”Semoga dengan kenduri ini, selain tradisi juga menjadi awal yang baik bagi kita, khusus untuk keselamatan dan kesejahteraan warga Karang Sari dan juga masyarakat Kalimantan Tengah. Serta dalam pilkada nanti semua berjalan dengan lancar,” katanya. (sla/yit)