Karang Mulya menjadi pusat ekonomi Kecamatan Pangkalan Banteng. Meski perkembangan cukup pesat, kondisi kebersihan lingkungan Pasar Karang Mulya sangat mengenaskan. Sampah berserakan dan selokan bau.
Wajah pasar semakin semrawut setelah dibangunnya lapak-lapak para penjual makanan. Sanitasi yang buruk membuat pembuangan sampah cair dari para pedagang menimbulkan bau.
”Sebenarnya makanan yang dijual disini enak-enak, tapi jadi kurang berselera setelah melihat kondisi lingkungan terutama selokan yang kumuh,” ungkap Rahmat, pengunjung pasar, Selasa (27/10) siang.
Sebagai pengunjung pasar yang rutin tiap tiga hari sekali berbelanja untuk kebutuhan warung makan yang dibukanya di salah satu perusahaan perkebunan, kondisi pasar kian tahun seperti makin tak tertata. Apalagi setelah dibangun lapak pedagang yang tepat persis di halaman pasar.
”Memang segala kebutuhan tersedia di pasar ini dan keberadaan pasar memang sangat membantu kami, tapi kondisinya seakan makin semrawut,” katanya.
Keberadaan lapak pedagang di depan pasar, pada awalnya dinilai baik karena membantu masyarakat membuka usaha. Namun lambat laun wajah pasar jadi kumuh.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Desa Karang Mulya Yetro, mengaku tidak bisa bebuat banyak. Kebijakan membangun lapak tersebut berasal dari para pengurus pasar terdahulu.
”Kalau masalah lapak itu, kita ini seakan hanya menerima warisan dari kebijakan pengurus pasar yang terdahulu,” ujarnya.
Sejumlah pedagang juga mengeluh karena harus membayar sejumlah uang lagi untuk membersihkan selokan. Padahal setiap hari para pedagang yang berjualan di pasar tersebut dimintai retribusi. Yetro juga tidak kuasa bertindak. Ia berdalih jika semua berada di kewenangan pengelola pasar.
”Semua retribusi dan uang kebersihan berada di tangan pengelola pasar. Setiap bulannya setelah dipotong untuk gaji para petugas kebersihan dan juga penarik retribusi, maka jika ada sisa baru disetor ke desa. Dan untuk saat ini biaya yang paling banyak untuk sewa truk kebersihan, truk yang ada sudah rusak,” terangnya. (sla/yit)