PANGKALAN BANTENG - Pasca kebakaran yang menghanguskan SMPN Satap 1 Pangkalan Banteng di Desa Kebun Agung, Kecamatan Pangkalan Banteng, Minggu (21/5) pagi, proses pembersihan puing-puing sisa kebakaran belum dilakukan. Pihak sekolah juga belum berani masuk ke dalam gedung karena masih panas.
"Belum berani masuk, masih terasa panas meski kemarin sudah dilakukan pembasahan. Kita juga belum berani mengotak-atik kondisi bangunan sebelum pihak dinas datang," kata Kepala SMPN Satu Atap 1 Pangkalan Banteng Hadariansyah.
Selain atap bangunan yang runtuh, baru kemarin diketahui adanya sejumlah retakan di beberapa titik bangunan dengan tiga ruang kelas itu.
"Ada beberapa titik yang retak di bagian atas, kalau di bawah itu ada retak melingkar di sekeliling gedung. Tepatnya di bagian atas setelah pondasi bangunan," terangnya.
Secara umum dengan kondisi tersebut, pihaknya berharap ada pembangunan gedung baru. "Tentunya gedung baru, kalau hanya diperbaiki atau renovasi sepertinya sulit," katanya.
Sementara itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kobar akan menurunkan konsultan untuk melakukan penilaian terkait kondisi bangunan gedung sekolah tersebut.
Penilaian konsultan diperlukan sebagai dasar untuk memutuskan langkah pemerintah apakah akan membangun gedung baru atau hanya sekedar renovasi bagian atap sekolah tersebut.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kobar Sunari mengungkapkan, kondisi dilapangan memang terlihat tembok gedung sekolah masih berdiri kokoh. Namun untuk mengetahui kekuatan tembok pihaknya membutuhkan konsultan yang kompeten dibidangnya.
"Tembok gedung sekolah sampai saat ini masih berdiri, hanya atapnya saja yang runtuh. Nah untuk kekuatan tembok pasca kebakaran ini nanti biar konsultan yang menilai," ujarnya, Senin (22/5) siang.
Dalam hal ini, lanjutnya dari laporan sementara yang diterimanya kondisi tembok memang tampak kokoh. Namun sejumlah retakan terjadi di beberapa bagian.
"Memang masih berdiri, tapi ada retakan dibeberapa tempat. Kalau pendapat pribadi memang membayakan kalau tidak dibongkar sekalian. Namun nanti biar konsultan sajalah yang menilai," pungkasnya. (sla/yit)