SAMPIT – Warga Kompleks Pasar Mangkikit yang terancam digusur, kini terpecah. Sebagian warga yang awalnya tidak setuju dilakukan penggusuran kini melunak. Nyali mereka menciut ketika dipertanyakan legalitas kepemilikian tanah tempat rumah mereka berdiri.
”Kalau memang sudah sesuai rancangan awalnya, kami tidak bisa apa-apa lagi. Hanya saja, kompensasinya harus jelas,” kata Dwi Astianto, warga yang rumahnya akan digusur, Rabu (4/11).
Pernyataan warga ini disampaikan dalam pertemuan dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar, di kantor Unit Pelaksana Teknis Disperindagsar di Jalan Rahadi Usman, Rabu (4/11). Pertemuan itu juga dihadiri pihak kelurahan setempat yang mempertanyakan legalitas kepemilikan tanah di sekitar pasar yang terkenal dengan sebutan Pasar Subuh di Jalan pangeran Antasari itu.
Sebagian warga terdiam dan tampak setuju. Namun, sebagian dari mereka, masih ada yang tetap kokoh dengan pendirian, bahwa tanah tempat tinggal milik mereka diperoleh secara turun-temurun.
”Pokoknya saya tetap tidak setuju, karena saya tinggal di situ sudah puluhan tahun. Memang saya tidak punya suratnya (surat tanah) tapi saya pernah bayar pajak,” kata warga yang tidak setuju.
Menanggapi hal ini, Disperindagsar Kotim melalui Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan Ketertiban dan Keamanan Pasar Zulhaidir akan tetap berusaha meyakinkan warga yang tak setuju. Dari hasil pertemuan, akan dibuat berita acara sehingga tak ada lagi warga yang menyesal dan menolak belakangan.
Zulhaidir juga membantah ketika disinggung apakah ada unsur kongkalikong seperti yang dicurigai warga. Menurutnya, pembangunan pasar sudah sesuai perencanaan awal. ”Tidak ada penambahan kios, tidak benar sama sekali. Juga tidak ada perubahan rancangan. Sebenarnya beberapa bangunan itu memang sudah kena,” ucapnya.
Selain itu, dia membantah adanya pemaksaan untuk menandatangai persetujuan dari warga secara sepihak. Zulhaidir menjelaskan, satpam yang meminta tanda tangan warga sebelumnya hanya untuk kepentingan notulen rapat semata.
Sekadar diketahui, rencana penggusuran rumah tujuh kepala keluarga dekat dengan proyek Pasar Mangkikit telah terjadi pada pekan lalu. Kontraktor berencana menambah luas bangunan pasar. Padahal, pembangunan dinyatakan sudah melalui tahap perancangan. Warga mempertanyakan mengapa perluasan dilakukan belakangan. Ini memicu dugaan ada ”permainan” untuk memperoleh keuntungan di belakang yang mengorbankan warga. (oes/ign)