SAMPIT - Pemasangan box culvert di perempatan Jalan Achmad Yani- Rahadi Usman Sampit, diduga tidak sesuai dengan klasifikasi jalannya. Pasalnya, belum sampai tiga bulan selesai dikerjakan, box itu jebol karena dilewati truk bermuatan besar.
”Semestinya gorong-gorong (box culvert) itu harus kuat, mengingat sering dilewati truk-truk besar bermuatan berat dari pelabuhan. Saya curiga jangan-jangan ini tidak sesuai klasnya,” ucap Marhan, warga sekitar Pelabuhan Sampit, Jumat (6/11).
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kotawaringin Timur Machmoer membantah adanya dugaan tersebut. Menurutnya, pengerjaan dan pengadaan box culvert sudah sesuai dengan klasifikasi jalan. ”Sudah sesuai tapi yang melewatinya melebihi tonase,” kata Machmoer.
Koordinator Forum Bersama (Forbes) Kotim Audy Valent mengkritisi penggunaan jalan yang sudah tidak sesuai dengan klasifikasi jalannya. Menurutnya, saat ini rata-rata jalan di dalam kota tidak untuk dilewati kendaraan tonase besar, seperti truk fuso yang kerap keluar masuk Pelabuhan Sampit.
”Jangankan gorong-gorong, aspal saja jebol, karena jalan dalam kota ini bukan klasnya tronton atau sejenisnya. Apalagi kendaraan yang muatannya melebihi kapasitas. Nah, kalau tidak ingin kejadian berikutnya terulang, tinggal intansi berwenang saja lagi yang mengambil tindakan sesuai peraturan,” kata Audy.
Audy memberikan contoh, beberapa jalan yang sering jebol dan rusak karena tak sanggup menahan beban kendaraan. Seperti Jalan MT Haryono, S Parman, dan lainnya. Jalan-jalan tersebut tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan di atas delapan ton.
”Perlu aturan tegas dari pemegang otoritas pelabuhan dan perlu memberi teguran kepada kapal angkut untuk membatasi muatan. Kalau perlu saat dari kapal turun pelabuhan pemilik muatan mengurangi muatan dengan mengirim truk lain agar tidak dapat masalah di jalan,” ucapnya.
Dari kasus jebolnya box culvert di dekat Bank Kalteng itu, Audy menilai tidak ada yang salah dalam pengerjaannya. Hanya saja, penggunaan jalannya saja yang tidak sesuai dan terkesan memaksakan dari batas kemampuan jalan yang ada.
”Pengguna jalan, juga harus sadar bahwa akibat yang mereka lakukan menimbulkan masalah lain pada pengguna jalan. Hampir semua truk fuso pengangkut sayur yang menuju pasar mengkikit melebihi kapasitas,” tandasnya. (oes/ign)