KASONGAN - Dampak dari robohnya tiang SUTT di Kota Palangka Raya dalam dua hari terakhir, menyebabkan penjualan generator set (genset) atau mesin pembangkit listrik di Kota Kasongan mengalami kelangkaan. Kelangkaan itu disebabkan banyak permintaan warga yang membeli mesin genset untuk keperluan memasak dan pompa air.
"Stok genset habis sejak sehari yang lalu, saya baru pesan 60 unit dari Banjarmasin. Paling lambat besok pagi sudah datang," ungkap Nurul, salah seorang pemilik toko genset di Kasongan, Senin (9/11).
Selain itu, bengkel genset di Kasongan banyak mendapat orderan sejak dua hari terakhir. Seperti yang dialami Roli warga Komplek Pata, Kelurahan Kasongan Lama. Dia menuturkan, akibat listrik tidak menyala dirinya terpaksa harus memperbaiki genset yang sudah lama tidak dipakai untuk mengalirkan energi listrik guna menghidupkan peralatan ektronik seperti pemanas nasi dan mesin pompa air.
"Genset saya sudah satu tahun nggak pernah dipakai, makanya ada sedikit kerusakan yang harus diperbaiki. Maklum karena listrik tidak menyala, kita pakai genset aja untuk mengalirkan arus listrik untuk memenuhi kebutuhan air," katanya.
Menurutnya, selama dua hari listrik padam dirinya tidak dapat mengisi air dari sumber menggunakan mesin pompa. Selain itu penerangan rumah pun terpaksa menggunakan lilin atau lampu tembok.
Sementara itu, pemilik bengkel servis genset dibilangan Jalan Kenangan Sofian mengaku, kebanjiran permintaan perbaikan genset sejak hari ke dua lampu pada total.
"Biasanya hampir tidak pernah ada yang datang minta servis genset, tapi sekarang gara-gara listrik tak menyala banyak warga yang mengnatar gensetnya untuk diperbaiki. Karena mendapat kabar bahwa listrik akan mati selama 3 minggu," akunya.
Penderitaan masyarakat yang terlanjur dimanjakan dengan kemudahan berbagai barang-barang elektronik itu juga keluhkan warga kompleks Kereng Humbang, Kelurahan Kasongan Lama. Sebagian warga yang tidak mampu mengaku kesulitan mendapatkan air, selain tidak ada alternatif juga lokasi yang terbilang jauh dari bantaran sungai.
"Kita kebanyakan di sini tidak punya genset dan di sini juga belum masuk jaringan pipa PDAM. Selain itu rata-rata warga mengandalkan sumur bor untuk kebutuhan air, tapi gara-gara listrik tidak menyala, kita bingung bagaimana mendapatkan air," ucap Rosi.
Dampak lain akibat padam totalnya listrik PLN, juga berdampak pada meroketnya harga fotocopy. Sebab, tarif fotocopy naik dua kali lipat dari harga normal Rp250 per lembar karena pengusaha untuk menutupi harga BBM untuk mengoperasional mesin fotocopy.
"Terpaksa kita gunakan genset, dengan konsekuensi tarif kita naikan menjadi Rp500 untuk mengopersionalkan mesin fotocopy. Kalau kita pakai harga normal tentu saja kita rugi," ujar salah seorang pemilik jasa fotocopy di Kota Kasongan.
Disisi lain, akibat maraknya penggunaan alat penerangan lilin dan lampu tembok membuat resiko kebakaran meningkat. Demi mengantisipasi musibah itu, kordinator Tagana Kabupaten Katingan Margono meminta masyarakat untuk memperhatikan berbagai resiko kebakaran.
"Jangan letakan lilin atau lampu semprong dekat kasur atau bahan mudah terbakaran lainnya. Matikan lampu jika mau tidur," imbaunya. (agg/fin)