NANGA BULIK - Sukses dengan festival Babukung hingga menorehkan nama Kabupaten Lamandau di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya (Disparsenibud) kembali menggelar festival seni dan budaya Kabupaten Lamandau tahun 2015.
Festival ini rencananya selain akan diikuti oleh suku asli yakni Dayak Tomun, juga akan dihadiri paguyuban suku-suku lain di Indonesia.
Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan Pemkab Lamandau yang digelar mulai 12 hingga 15 November 2015, dipusatkan di lapangan Kartawana kota Nanga Bulik dan dibuka langsung Bupati Lamandau Ir Marukan.
"Saat pembukaan akan ada pawai atau karnaval budaya yang melibatkan seluruh kecamatan, suku Dayak Tomun dan diikuti paguyuban suku lain serta perwakilan SKPD," ujar Kadis Parsenibud Lamandau, Charles Rakam, kemarin (10/11).
Kemudian kata Charles dihari kedua dilanjutkan dengan lomba olahraga tradisional seperti gasing, balogo, catuk kepala haruan, lawang kori atau lawang sekepeng, lomba masakan daerah dan mamanggam.
"Selain itu, ada pula lomba lagu daerah dan pemilihan bujang dara pariwisata serta lomba tarian suku, yang juga dimeriahkan tarian dari daerah NTT dan kuda lumping," ungkapnya.
Ia berharap masyarakat dapat berbondong-bondong menyaksikan kegiatan ini. Karnaval budaya ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat untuk lebih mencintai kesenian dan budaya daerah.
“Ini akan dijadikan event tahunan, sehingga dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke Lamandau,” ujarnya.
Tahun depan, kata Charles sesuai arahan Pak Bupati Lamandau, bentuknya akan diubah menjadi pekan olahraga seni dan budaya daerah dalam format yang baru, dimulai dari masing-masing kecamatan dan pemenangnya akan dilombakan pada tingkat kabupaten, agar setiap tahun punya agenda tetap dalam skala besar untuk memancing wisatawan lokal dan mancanegara, dibantu promosi dari biro perjalanan yang ada di Kotawaringin Barat. (mex/fm)