KASONGAN - Krisis listrik membuat harga sejumlah barang di Katingan melejit. Misalnya saja es batu yang biasanya Rp 500 per bungkus menjadi Rp 5.000. Jajanan es dan minuman dingin menjadi barang langka di Kasongan. Pedagang ikan juga rugi besar karena ikan membusuk akibat tidak ada pendingin.
Sumandi (38), pedagang es dan pentol keliling, mengaku tidak lagi menjual es aneka rasa lantaran es batu susah dicari. "Biasanya harga es batu per bungkus cuma Rp 500, sekarang Rp 5 ribu. Itupun hanya di tempat tertentu yang jual. Saya tidak berani beli dan memutuskan untuk keliling berjualan pentol saja," keluhnya, Selasa (10/11) pagi.
Sementara itu, keluhan juga diutarakan para pedagang ikan laut. Mereka merugi hingga jutaan rupiah akibat sebagian ikan membusuk karena tidak adanya es batu untuk mendinginkan ikan.
"Hanya sebagian box ikan saja yang selamat, sisanya busuk semua karena sulit mencari es batu dan harganya sangat mahal. Untuk satu box saja, setidaknya butuh 10 sampai 15 es batu ukuran plastik satu kilogram," terangnya.
Menurut Nur, penjual es batu eceran di kawasan Pasar Kasongan, es mahal akibat tingginya biaya produksi serta permintaan pasar. Dalam satu lemari pendingin atau kulkas berisi penuh es batu butuh waktu minimal 8-9 jam untuk bisa membeku. Sedangkan biaya BBM untuk mesin genset paling tidak menghabiskan Rp 100 ribu sampai Rp 120 ribu.
"Genset itu hanya untuk menghidupkan dua kulkas, sedangkan tegangan mesin tidak selalu normal sehingga butuh waktu lebih lama untuk es batu benar-benar membeku," ulasnya.
Selain itu, dalam dua hari saja mesin gensetnya sudah lima kali masuk bengkel karena kerusakan. Biasanya kerusakan itu berada di karburator, CDI, dan dinamo.
"Sebenarnya terpaksa memasang harga tinggi, tapi bagaimana lagi kita sudah rugi. Dan lagi permintaan pasar sangat besar," tuturnya.
Selain itu, masyarakat Kota Kasongan dan sekitarnya juga mempertanyakan jadwal pasokan listrik dari gardu induk Palangka Raya. Informasi sangat dibutuhkan masyarakat agar bisa memanfaatkan jatah aliran listrik dari PLN secara maksimal.
"Kami tidak tahu kalau tengah malam tadi hidup lampu (listrik), padahal banyak keperluan yang harus dipenuhi seperti memompa air dan mencharger HP," ujar Alvin, warga Kereng Humbang Kasongan Lama. (agg/yit)