KASONGAN - Bantuan beras untuk korban terdampak kabut asap di Kabupaten Katingan masih menyisakan pertanyaan warga, khususnya masyarakat di Kecamatan Katingan Hilir yang tidak terakomodasi bantuan sebesar 15 kilogram beras per kepala keluarga (KK) tersebut. Banyaknya masyarakat yang tidak kebagian jatah beras itu karena ketua rukun tetangga (RT) telat memperoleh informasi.
"Informasi dari pihak kecamatan hanya melalui telepon, data itupun ditarget harus sudah terkumpul pukul 11.00 WIB besok harinya. Daripada tidak mendapat bantuan beras sama sekali, akhirnya kami menggunakan arsip data warga yang ada. Semua RT juga mengalami hal serupa," ungkap Ketua RT 17 Kelurahan Kasongan Lama Guruh, Rabu (11/11).
Dirinya menjelaskan, banyaknya warga yang tidak dapat bantuan tersebut lantaran di wilayahnya saat ini tengah giat-giatnya membangun kawasan komplek perumahan. Banyak warga pendatang yang tidak melaporkan identitas pribadi maupun keluarganya kepada RT setempat.
"Karena tenggat waktu yang diberikan sangat sedikit, sedangkan perlu beberapa hari untuk bisa mendata semua warga. Kalau begini kami jadi serba salah, di sisi lain banyak warga yang kecewa karena hanya sebagian yang dapat bantuan," tukasnya.
Risiko menjadi sasaran kekecewaan warga terpaksa diambil demi melaksanakan tugas dan fungsinya juga untuk membantu masyarakat bawah.
Sementara itu Ketua RT 3 Kasongan Lama Marjono menyatakan semua warganya mendapat bantuan beras yang disalurkan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Katingan itu.
"Sebanyak 131 KK sudah terdata dan dipastikan dapat bantuan beras sebanyak satu karung beras bulog seberat 15 kg per KK," akunya.
Kasi Pemerintahan Kecamatan Katingan Hilir Yanto mengakui, informasi yang disampaikan kepada desa/kelurahan tersebut secara mendadak lantaran pihak kecamatan juga mendapat informasi dadakan pula dari Dinsosnakertrans Katingan dan pihak provinsi.
"Bisa dikatakan kondisinya seperti itu, ketua RT sebagai ujung tombak akhirnya mengandalkan arsip data yang sudah ada saja," katanya.
Bahkan, akibat mepetnya waktu pendataan itu, tidak satupun warga di Desa Hampalit mendapat bantuan beras. Kepala Desa (Kades) setempat enggan mengambil risiko dicerca masyarakat yang tidak kebagian.
"Bantuan beras itu diambil dari cadangan beras pemerintah untuk seluruh warga terdampak kabut asap. Ini merupakan usulan pihak Dinsosnakertrans untuk membantu rawan pangan masyarakat pada saat kabut asap lalu," pungkasnya. (agg/yit)