KASONGAN - Memasuki musim tanam kedua atau Oktober-Maret (okmar) tahun ini, petani di Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai, Kabupaten Katingan, kesulitan mendapatkan pupuk. Mereka khawatir gagal panen apabila kelangkaan penyubur tanaman berlangsung lama.
Menurut Marjumi, pengecer pupuk di Pegatan Katingan Kuala, semester kedua tahun ini merupakan musim tanam serentak se Indonesia. Pupuk terserap merata di seluruh daerah, terlebih usai mengalami kemarau panjang beberapa waktu lalu.
”Pupuk urea dan NPK memang sangat dicari petani saat ini. Mau bagaimana lagi barangnya memang tidak ada,” akunya, Kamis (19/11).
Hal senada disampaikan Dani. Petani padi ini mengeluhkan kelangkaan pupuk urea dan NPK di pasaran, padahal musim tanam sudah tiba. Dampaknya sebagian petani memilih untuk memundurkan jadwal tanam sampai ada kejelasan ketersediaan pupuk tersebut.
”Sebagian petani hanya membersihkan dan mempersiapkan sawah, menunggu kepastian pupuk. Sedangkan petani yang terlanjur menanam merasa was-was karena takut bibit padi tidak tumbuh dengan baik,” katanya.
Wilayah Katingan Kuala dan Mendawai merupakan pusat pertanian serta telah ditetapkan sebagai lumbung padi Kabupaten Katingan. Sebab, daerah ini mampu menghasilkan tiga kali panen padi dalam setahun.
”Untuk mengerjakan petakan sawah 50 meter x 50 meter saja butuh 10 kilogram pupuk urea, belum lagi NPK. Selama musim tanam kami harus menghabiskan 50 kg pupuk urea. Kami sangat berharap besar musim tanam ini bisa menutupi kerugian gagal panen akibat kemarau panjang kemarin,” keluhnya.
Para petani berharap agar pemerintah daerah setempat dapat memberikan solusi, agar para petani tidak kembali merasakan sulitnya mendapatkan pupuk terlebih pupuk bersubsidi.
”Sebab kami berharap dapat mengahasilkan panen yang melimpah dan berkualitas baik dari hasil tanaman. Karena untuk musim tanam ini saja kami masih berhutang untuk modal,” pungkasnya. (agg/yit)