SAMPIT – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dharma Tirta Sampit memastikan, kualitas air Sungai Mentaya yang kini berubah warna masih aman. Perubahan warna air itu hanya dianggap sebagai fenomena tahunan dan diyakini tak ada zat berbahaya yang larut di dalamnya.
”Tidak apa-apa, ini sudah biasa terjadi setelah musim kemarau,” kata Direktur PDAM Dharma Tirta Sampit Firdaus Herman Ranggan, Kamis (19/11).
Sebelumnya, banyak warga Sampit, khususnya yang tinggal di pinggiran Sungai Mentaya, menyangsikan kualitas air di sungai itu. Apalagi saat merasa rasa air kelat dan cenderung lengket di telapak tangan seperti bergetah.
”Memang airnya sangat jernih seperti dikasih tawas, tapi agak bergetah. Ragu juga bila untuk dikonsumsi,” kata Marhan, warga pesisir Sungai Mentaya.
Seperti diberitakan, warna air Sungai Mentaya yang biasa kecokelat-cokelatan dalam beberapa hari terakhir mendadak menjadi jernih kehijau-hijauan. Warna air kehijauan seperti warna tumbuhan lumut.
Banyak warga yang menganggap perubahan warna air sungai ini lumrah terjadi usai musim kemarau. Namun, tak sedikit juga ada yang menyangka air itu mengandung zat tertentu, karena banyaknya perusahaan perkebunan sawit di hulu sungai.
”Kalau pun memang fenomena tahunan, semestinya instansi terkait menguji sampel airnya jadi tahu kandungan apa dan bisa jadi perbandingan pantauan dari tahun ke tahun,” kata Ahmadiannor, warga lainnya.
Sementara itu, adanya fenomena ini ternyata cukup menjadi perhatian warga. Banyak warga yang menuai berkah atas fenomena perubahan warna air ini. Misalnya, Oyok, motoris kelotok di Dermaga Habaring Hurung Sampit, minat masyarakat untuk menyusuri sungai cukup lumayan.
”Memang ada yang penasaran dengan warna air dan minta diantar keliling susur sungai. Mudah-mudahan kondisi air bertahan lama, sehingga banyak yang peminat taksi,” kata Oyok.
Seperti diketahui, keberadaan Sungai Mentaya ini sangat berpengaruh bagi warga Sampit dan sekitarnya. Apalagi sumber bahan baku air minum di daerah itu sebagian besar diambil dari air sungai ini. Jadi, sedikit saja perubahan yang terjadi dan berbeda dari biasanya, bisa dianggap sebagai gangguan dan cukup mengkhawatirkan bagi warga. Terutama bagi warga pesisir sungai. (oes/ign)