SAMPIT- Warga Desa Babirah, Kecamatan Pulau Hanaut, resah dengan kemunculan buaya sepanjang empat meter di sekitar perairan tempat tinggal mereka. Dalam beberapa hari terakhir, ternak unggas mereka juga banyak yang hilang. Warga menduga ternaknya dimangsa buaya.
”Buaya sempat naik ke kandang unggas di tepi sungai. Ternak unggas seperti itik air dan ayam sering hilang,” ungkap Darnianto, warga Desa Babirah, Senin (23/11).
Warga bertambah yakin karena dalam beberapa hari buaya kerap menampakan diri di muara Sungai Babirah (anak Sungai Mentaya).
Minggu (22/11), buaya sempat muncul ke permukaan air dan membuat heboh warga desa. Bahkan, seorang warga berhasil menangkap gambar buaya menggunakan kamera ponselnya.
”Buaya itu berenang dari Hilir sungai, sekitar dua menit. Tapi setelah ada kelotok lewat, buaya itu masuk ke dalam air lagi,” kata Badarudin, warga yang sempat mengabadikan penampakan hewan ganas itu.
Berdasarkan informasi warga setempat, buaya semakin sering muncul bulan ini. Bisa tiga kali dalam seminggu. Ada juga warga yang pernah melihat buaya berenang bersama anak-anaknya.
Kerapnya kemunculan buaya ini membuat warga ketakutan sehingga membatasi aktivitas di sungai.
Penampakan buaya ini bukan hal yang aneh bagi warga setempat, terutama bagi warga di Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir. Pulau Lepeh yang berada di tengah Sungai Mentaya digadang-gadang sebagai sarangnya. Warga meyakini, di pulau kecil itulah banyak hidup binatang buas itu.
”Saya pernah lewat menggunakan speedboat lewat sekitar pulau lepeh, melihat ada buaya berwarna kuning. Panjangnya sekitar lima meteran, bahkan mungkin lebih,” ungkap Kiki, warga Samuda.
Sekadar diketahui, dalam beberapa tahun terakhir ada banyak kasus buaya menyerang manusia. Sebagian ada yang selamat, namun banyak di antaranya yang berujung kematian. Bahkan ada korban yang jasadnya sampai kini tidak ditemukan.
Badan Konservasi Sumber Daya Alam Sampit pun belum bisa berbuat banyak mengatasi kemunculan buaya yang kerap meresahkan warga itu. Keterbatasan personel dan peralatan menjadi kendala utamanya. BKSDA hanya bisa memasang papan peringatan di daerah-daerah yang rawan terjadi serangan buaya agar warga berhati-hati. (oes/yit)