SAMPIT – Pekerja Seks Komersial (PSK) liar dalam beberapa bulan terakhir semakin marak di Kota Sampit. Warga mengaku resah dengan keberadaannya yang semakin terang-terangan. Mereka banyak ditemukan di sekitar Taman Kota Sampit. Di bawah pukul 21.00 pun, para PSK tersebut sudah mangkal.
”Ya, tentu saja. Meski tak menggangu secara langsung, tapi risih juga,” kata Hamzah, warga sekitar Taman Kota Sampit, Rabu (25/11).
Para PSK ini, biasanya kerap menawarkan diri kepada pengguna jalan yang lewat di kawasan depan Museum Kayu. Bahkan, ada di antaranya sengaja berkeliling di tengah keramaian malam, di taman kota. ”Tapi, sayangnya belum ada petugas terkait yang merazia mereka,” kata Imar, warga lainnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur (Kotim) Bima Ekawardhana mengatakan, pihaknya merasa kewalahan menindak para PSK liar ini. ”Walau ditangkap, mereka ini tetap akan mengulang terus. Bahkan, bermunculan lagi yang baru,” katanya.
Kendati demikian, keberadaan PSK liar ini merupakan ancaman bagi pemerintah daerah. Terutama dalam pemantau permasalahan sosial di kota itu. Bima berharap masyarakat agar tak menggunakan jasa para PSK ini. Sebab sangat rawan menjadi media penyebar penyakit berbahaya, karena tidak terkontrol dan diperhatikan.
Data Dinsosnakertrans Kotim tahun 2014, jumlah PSK di daerah itu ada sekitar 250 orang. Sebanyak 223 orang menghuni lokalisasi 223 orang, dan sisanya di lokalisasi Tangar dan Parenggean. (oes/ign)