KUALA PEMBUANG- Petani tambak di Kuala Pembuang meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Seruyan menata ulang pengelolaan saluran air di pertambakan guna mengantisipasi pendangkalan.
Salah satu petani tambak, Hariyadi (45), mengatakan bahwa salah satu kendala yang sering dihadapi oleh petani tambak adalah terjadi pendangkalan saluran air pada kawasan tambak milik petani sehingga kondisi ini cukup mengganggu aktivitas sejumlah pemilik tambak. Dalam sistem pengairan tambak, khususnya di kawasan pesisir Seruyan hanya menggunakan satu saluran untuk pintu masuk dan keluarnya air.
Ketika panen, para petani tambak yang hendak memanen hasil tambaknya terlebih dahulu akan mengeringkan lokasi tambaknya, yakni dengan menyalurkan air pembuangannya pada saluran yang juga dipergunakan untuk masuknya air, sehingga kotoran-kotoran atau lumpur-lumpur yang terdapat dalam lokasi tambak tersebut ikut larut bersamaan dengan air yang dibuang. Kondisi ini menyebabkan saluran air pada pintu masuk dan keluar menjadi dangkal.
Pendangkalan terjadi karena air berlumpur yang dibuang melalui saluran air mengendap dan tidak larut sampai ke sungai. Pendangkalan itu juga yang kemudian mengganggu sistem pengairan tambak yang saat ini masih menggandalkan air pasang surut.
Apabila dibiarkan, dapat mengganggu produktivitas petani tambak karena suplai air tidak lancar. Petani minta agar saluran air masuk dan keluar bisa dipisahkan, sehingga saluran air masuk yang menjadi tempat penyaluran air ke dalam tambak menjadi lebih bersih dan lancar serta tidak akan terjadi pendangkalan dengan cepat. (hen/yit)