KASONGAN – Menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2016, harga daging ayam naik hingga Rp 55 ribu per kilogram. Angka ini cukup membuat pusing konsumen maupun rumah makan yang mengandalkan daging ayam sebagai menu utama.
”Harga daging ayam naik lagi, sekarang jadi Rp 55 ribu per kilogram. Kalau sudah seperti ini terpaksa kita beli ikan untuk lauk makan,” kata Apin, warga Jalan Pangi I, Kelurahan Kasongan Lama, Rabu (16/12).
Dirinya menilai, angka Rp 55 ribu per kilogram itu akan menjadi harga tertinggi daging ayam selama ini. Padahal, dua minggu sebelumnya, harga daging ayam masih berada di angka Rp50 ribu per kilogram. “Kalau masih Rp55 ribu, saya tidak berani masak ayam saat perayaan hari Natal nanti,” cetus ibu satu anak itu.
Dirinya meminta kepada Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Katingan segera turun melakukan operasi pasar. Harga saat ini cukup memberatkan konsumen sehingga harus segera distabilkan.
”Saya takutnya kenaikan harga ayam ini merupakan ulah segelintir orang saja. Pemerintah harus mengambil sikap. Ini baru daging ayam, belum harga kebutuhan pokok lain yang mulai ikut merangkak naik,” tegasnya.
Kenaikan harga yang cukup fantastis itu cukup menguras ongkos belanja para ibu rumah tangga dan pemilik warung makan.
”Sewaktu naik menjadi Rp 50 ribu kita masih bertahan dengan mengurangi potongan ayamnya. Kalau sudah seperti ini, terpaksa kita naikan harga perporsinya,” ungkap Erni, pemilik warung makan di kawasan Jalan Soekarno-Hatta.
Sementara itu salah seorang pedagang sayur keliling Darto mengakui, dirinya terkejut atas naiknya harga daging ayam di Kasongan. Akhir-akhir ini tingkat permintaan daging ayam memang tinggi, namun dirinya menampik memanfaatkan kondisi itu untuk meraup untung dengan menaikan harga sepihak.
”Harga daging ayam di pedagang yang lain juga naik jadi Rp55 ribu per kilogram. Yang tentukan harga itu distributor, saya beli dari mereka juga sudah mahal,” keluhnya.
Berdasarkan pengalamannya beberapa tahun berjualan daging ayam, harga akan kembali normal pada awal tahun atau pekan kedua Januari. ”Menurut saya harganya akan bertahan maksimal Rp55 ribu per kilogram, dan setelah tahun baru biasanya akan turun lagi,” tutupnya. (agg/yit)