PULANG PISAU – Petani Pulang Pisau mulai bertanam kayu Gaharu. Hal ini mengingat dengan tingginya permintaan ekspor ke negara Timur Tengah dan Eropa, karena termasuk kayu langka yang salah satunya sebagai bahan baku pembuatan kosmetik maupun minyak wangi ini, warga pun beramai-ramai menanam Gaharu. Hendri, misalnya, dirinya mulai tertarik untuk menanam Gaharu. Menurutnya kayu jenis ini lebih keras dibanding dengan kelapa sawit, sengon atau pun karet.
"Prospek bertanam kayu (Gaharu) jenis ini sangat menjanjikan. Tiap tahun kebutuhan Gaharu bisa mencapai 20 ribu ton, sementara kemampuan produksi dan ekspor kita hanya sekitar 2.000 ton," ujarnya, Senin (18/1).
Ditemui terpisah, Ir. Slamet Untung Rianto, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pulang Pisau mengakui dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini, petani banyak melirik tanaman Gaharu. Perkebunan Gaharu belum merata di semua kecamatan, saat ini hanya beberapa titik saja yang tersentra. Seperti di wilayah Jabiren, Mintin dan Mantaren.
“Prospek tanaman ini sangat cerah, tahun lalu PT Duta Gaharu Indonesia sudah bermitra dengan petani Desa Mantaren, mudah-mudahan nanti bisa semakin banyak perusahaan yang berinvestasi lagi di Pulang Pisau," harapnya. (ds/fm)