KUALA KAPUAS – Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat yang juga mantan Kepala Dinas PU Kalimantan Tengah tahun 2007-2012, menerapkan kebijakan tetap mempertahankan keberadaan guru kontrak. Artinya, rencana penghapusan tenaga honorer/kontrak, khususnya guru honorer, tidak akan berdampak di wilayah tersebut.
Ben mengambil kebijakan berdasarkan data bahwa Kapuas masih kekurangan tenaga guru, baik di perkotaan yang mengisi jam pelajaran, apalagi di pedalaman Kapuas. ”Tenaga kontrak dan honorer, khususnya guru yang mencapai 3.240 orang (berdasarkan Surat Keputusan) tersebar di 17 kecamatan dan akan tetap dipertahankan," tegasnya, baru-baru ini.
Bupati Kapuas dua periode (2013-2023) ini menjelaskan, kebijakannya itu untuk meningkatkan program pendidikan di Kapuas. Pasalnya, masih ada beberapa sekolah di daerah terpencil yang jumlah gurunya hanya dua orang dan statusnya masih tenaga kontrak.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Kapuas, tahun ini menerima 400 guru kontrak/honorer. Penambahan guru kontrak tersebut untuk mengisi tenaga pengajar di daerah terpencil di 17 kecamatan di Kapuas.
”Ini komitmen (tidak ada penghapusan guru kontrak) untuk pendidikan di Kapuas. Sebab, tidak mungkin mengurangi guru kontrak karena kondisi kami kekurangan," tegas pria yang ikut berperan aktif menyurvei, merencanakan, dan membangun jalan dan jembatan di Kalteng sejak tahun 1985 ini.
Salah satu pelaku yang membuka keterisolasian Kalteng dengan membuka seluruh ruas jalan negara dan jalan provinsi di Kalimantan ini berharap seluruh tenaga kontrak, terutama guru kontrak, agar bekerja dengan baik, dan menjalankan tugasnya dengan ikhlas di manapun dia bertugas.
”Mari kita terus berkerja untuk kemajuan dan peningkatan pendidikan di daerah yang kita cintai ini," ujarnya.
Lebih lanjut Ben mengatakan, tenaga kontrak guru akan memprioritaskan putra-putri desa setempat atau dari desa terdekat. Dengan demikian, lanjut pemilik hak paten (hak cipta) nasional dan internasional bidang konstruksi jembatan ini, mereka bisa tinggal, makan, dan ikut orang tua mereka.
Selain di bidang pendidikan, dalam bidan kesehatan, pria yang menjadikan Kapuas sebagai lumbung padi Kalteng dan lumbung semangka untuk Kalteng-Kalsel ini juga menempatkan satu perawat, satu bidan di setiap desa/kelurahan di seluruh wilayah Kapuas sampai daerah terpencil. Tenaga perawat dan bidan diprioritaskan dari putra-putri desa/kelurahan setempat atau desa/kelurahan terdekat.
”Tugas mereka melakukan pelayanan ketuk pintu dari satu rumah ke rumah lainnya (door to door),” tandasnya. (hgn/ign)